Selasa 03 Jun 2014 13:01 WIB
Penyaluran KUR

Penyaluran KUR Capai Rp 150,3 Triliun

Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI
Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) nasional mencapai Rp 150,3 triliun hingga April 2014. Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih menjadi bank penyalur KUR terbesar dengan porsi 64,24 persen dari total KUR nasional atau mencapai Rp 96,5 triliun.

Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan, data tersebut menunjukkan bahwa sejak Januari 2014 hingga April 2014, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 9,5 triliun untuk lebih dari 700 ribu debitur. “Sebab, pada akhir 2013 lalu total KUR BRI mencapai Rp 87 triliun,” ujarnya, Senin (2/6).

Komposisi KUR BRI terdiri atas KUR Ritel sebesar Rp 18,4 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp 78,08 triliun. Sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI masing-masing perdagangan dan bisnis kuliner mencapai 61 persen, disusul dengan pertanian 14,23 persen.

Meski cukup ekspansif, perseroan berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (NPL) KUR yang hanya sebesar 2,34 persen. Sedangkan untuk per segmennya, NPL KUR ritel sebesar 3,3 persen dan KUR mikro 2 persen.

“Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun, selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan,” ujar Budi.

Selain itu, Bank Mandiri menyalurkan KUR sebesar Rp 14,9 triliun hingga April 2014. Bank Mandiri merupakan penyalur KUR kedua terbesar. NPL dari keseluruhan realisasi KUR sebesar 4,2 persen, sedangkan NPL KUR mikro sebesar 2,1 persen.

Direktur Mikro dan Retail Mandiri Hery Gunardi mengatakan, perseroan berhasil menurunkan NPL KUR mikro dari 2,8 persen menjadi 2,1 persen. “Untuk mengatasinya, selektif memilih nasabah,” katanya.

Hery mengungkapkan, Bank Mandiri juga secara persuasif menagih kredit bermasalah kepada nasabah. Jika sudah menjadi NPL, perseroan akan lelang atau klaim kredit tersebut ke Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). 

Menurutnya, hal yang menyebabkan NPL bisa terjadi dari internal dan dari debitur. Dari internal disebabkan oleh manajemen yang tidak baik, sedangkan dari debitur disebabkan oleh perlambatan ekonomi sehingga permintaan bisnis debitur turun. “Selain itu, bisa juga ada debitur yang utang ke kreditur lain yang bunganya lebih tinggi,” ujarnya.

Saat ini, terdapat tujuh bank nasional yang menyalurkan KUR, yakni BRI, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan BNI Syariah. Total KUR yang disalurkan ketujuh bank tersebut sebesar Rp 136,08 triliun. NPL yang disalurkan bank-bank nasional tersebut masih di bawah lima persen, yakni sebesar 3,4 persen.

Dilihat dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan yang mencapai Rp 84,3 triliun dengan jumlah debitur sebesar 7,1 juta. Sektor kedua terbesar merupakan sektor pertanian, yaitu sebesar Rp 25,7 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 1,7 juta. n satya festiani ed: fitria andayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement