Selasa 03 Jun 2014 12:35 WIB
Penyaluran KUR

BRI Kucurkan KUR RP 96,5 Triliun

Nasabah mendapatkan pelayanan dari petugas di Kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia.
Foto: ANTARA/Teresa May
Nasabah mendapatkan pelayanan dari petugas di Kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) ke sejumlah debitur terus meningkat. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk telah menyalurkan KUR sebesar Rp 96,5 triliun per April 2014. Jumlah it bertambah Rp 9,5 triliun dalam empat bulan terakhir.

Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria mengatakan total KUR Rp 9,5 triliun tersebut disalurkan kepada lebih dari 700 ribu debitur, dengan demikian BRI telah menyalurkan KUR kepada hampir 10 juta debitur sejak pertama kali program tersebut diluncurkan.

"Jadi, KUR kita tembus Rp 96,5 triliun sampai akhir April 2014 sejak KUR diluncurkan tahun 2007," ujar Budi dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Senin (2/6).

Meski cukup ekspansif, lanjut Budi, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (non performing loan/NPL) KUR sebesar 2,34 persen.

"Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal," kata Budi.

Budi melanjutkan, porsi KUR BRI secara nasional sebesar 64,24 persen dari total KUR nasional Rp 150,3 triliun. Adapun komposisi KUR BRI terdiri dari KUR Ritel sebesar Rp 18,44 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp 78,08 triliun.

Sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI sendiri masing-masing perdagangan dan bisnis kuliner mencapai 61 persen, disusul dengan pertanian 14,23 persen.

BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI.

Yang naik kelas hampir satu juta debitur KUR ke kredit komersil BRI. Pinjaman mereka tercatat Rp 15,43 triliun.

Budi menambahkan, dengan hijrah tersebut, para bekas debitur KUR BRI akan dikenakan bunga komersil diikuti oleh persayaratan adiministrasi sesuai dengan ketentuan normal perbankan.

"Ini yang kita syukuri, sebab akhirnya mereka menjadi bankable dan siap mendapat pinjaman yang lebih besar dari KUR dengan syarat-syarat sesuai ketentuan. Berarti daya saing mereka meningkat," kata Budi. n ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement