Senin 02 Jun 2014 12:21 WIB

Nomor Urut 1 dan 2, Berpengaruh atau Tidak?

Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Hatta Rajasa (kiri) usai pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Ahad (1/6).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Hatta Rajasa (kiri) usai pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Ahad (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan nomor urut tidak punya makna apapun terhadap peluang kemenangan pasangan capres-cawapres.

"Tidak pasti pasangan yang mendapatkan nomor urut lebih kecil atau lebih besar akan menjadi pemenang Pilpres. Pilpres 2004, misalnya, dimenangkan oleh pasangan nomor urut 4, sedangkan Pilpres 2009 dimenangkan oleh pasangan nomor urut 2," kata Said di Jakarta.

Namun, lanjutnya, bagi masyarakat yang percaya pada Feng Shui, misalnya, mungkin saja nomor urut satu bagi pasangan Prabowo-Hatta dianggap memberi tanda-tanda positif dibandingkan dengan nomor urut dua yang didapatkan oleh Jokowi-JK.

"Dalam Feng Shui itu kan angka 1 disebut bintang uang yang selalu menguntungkan, sedangkan angka 2 disebut bintang penyakit yang membawa pada penyakit yang sangat serius," ujar Said.

Ada pula masyarakat yang percaya pada Primbon menafsirkan angka satu sebagai pertanda kelahiran pemimpin yang memberi harapan baik untuk mencapai kesuksesan.

"Angka 1 dimaknai pula sebagai pemberi cahaya, pemberi ide, dan bijaksana, namun bisa juga bersifat egois. Sedangkan angka 2 dimaknai tidak serius melaksanakan rencana yang dibuat, sering berubah-ubah, kurang percaya diri, namun punya sisi lembut dan memiliki kekuatan intuisi," kata Said.

Sementara bagi umat Islam, Said mengutarakan, angka satu maupun angka dua punya keistimewaan masing-masing, dan sama baiknya.

"Jadi semua kembali kepada penilaian masyarakat yang akan menjadi pemilih dari kedua pasangan itu. Mau percaya pada Fengshui, silahkan. Mau percaya pada Primbon, ya monggo. Tetapi saya menyarankan agar masyarakat lebih mengendepankan rasio dalam memilih capres-cawapres, tanpa harus terjebak dalam makna angka-angka itu," ucapnya.

Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement