Kamis 22 May 2014 21:26 WIB

Bekasi Terapkan Sistem PIN untuk PPDB

Pengumuman hasil ujian penerimaan siswa baru (PSB) di sebuah sekolah (ilustrasi).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pengumuman hasil ujian penerimaan siswa baru (PSB) di sebuah sekolah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai menerapkan sistem "Personal Identification Number" dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru tahun ajaran 2014-2015.

"Penerapan PIN ini sebagai yang perdana dan satu-satunya di Indonesia saat ini," kata Kepala Bidang Bina Program Disdik Kota Bekasi Agus Enap di Bekasi, Kamis.

Menurut dia penggunaan PIN dimaksudkan untuk mewujudkan sistem PPDB "online" yang efisien, cepat, tepat, dan akurat."Ini bentuk keseriusan kami menyelenggarakan sistem PPDB "online" yang murni," kata Enap.

Enap menjelaskan dalam PIN nantinya terangkum semua data pendukung siswa yang akan mendaftar sekolah, baik ke SMA/SMK/MA maupun SMP/Mts.

Data yang terangkum antara lain data diri siswa, nilai raport, juga nilai Ujian Nasional.

"Melalui metode ini, saat pendaftaran siswa tak perlu lagi datang dengan berbagai macam berkas yang biasanya menyulitkan karena banyak macamnya. Sebab semua data yang dibutuhkan sudah terangkum lengkap dalam PIN," katanya.

Data para siswa sudah dimasukkan sejak persiapan mengikuti UN dan Disdik Kota Bekasi menggandeng Telkom untuk menyediakan sistem yang aman dan mendukung pelaksanaan program ini.

Seperti halnya "voucher" isi ulang telepon, PIN siswa terdapat dalam kartu dan tertutup alumunium yang harus digosok untuk mengetahuinya.

Menurut dia dalam kartu tersebut tertera nama siswa, asal sekolah, dan nomor peserta UN.

"Nomor ujian bisa jadi diketahui oleh orang lain, tapi PIN bersifat rahasia yang semestinya tidak diberitahukan kepada siapa pun. PIN ini yang nanti menjadi kunci mengakses pendaftaran sekolah secara "online" tanpa harus mendatangi lokasi sekolahnya langsung," ujarnya.

Saat ini kartu-kartu tersebut sudah disebar ke sekolah-sekolah, mulai SMP, MTs, SD, dan MI sebanyak total 75 ribu lembar.

"Namun belum dibagikan ke siswa karena masih menunggu keluarnya hasil UN untuk dimasukkan ke database," katanya.

Setelah data lengkap, kartu dibagikan, sekolah pun akan mengumpulkan orang tua siswa untuk memberikan penyuluhan seputar mekanisme sistem ini.

"Sehingga tidak harus ada lagi antrean pendaftar di sekolah karena bisa dilakukan di mana pun, kapan pun. Dengan demikian, orang tua tak perlu kehabisan tenaga saat akan mendaftarkan anaknya," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement