Kamis 22 May 2014 00:57 WIB

Merchandise Piala Dunia 2014 Mengandung Kimia Berbahaya?

Logo Adidas
Foto: Adidas
Logo Adidas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Greenpeace membentangkan spanduk dekat dengan fasilitas yang diketahui merupakan pemasok resmi Adidas untuk Piala Dunia 2014. Kenapa?

Aktivitas ini dilakukan menyusul adanya laporan yang diluncurkan oleh Greenpeace pada Senin (19/5), yang mengungkap merchandise sepak bola yang diproduksi oleh Adidas, Nike dan Puma menjelang Piala Dunia 2014 FIFA di Brasil telah ditemukan mengandung bahan kimia berbahaya.

Juru Kampanye Detox Greenpeace Indonesia Ahmad Ashov mengatakan pihaknya melakukan aksi tersebut untuk menyerukan kepada Adidas agar mengungkap tentang bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk ikonik yang dijual dan dipakai oleh pemain sepak bola di seluruh dunia.

"Sudah saatnya merek dagang ini bertindak dengan transparansi dengan mengungkapkan informasi buangan bahan kimia kepada publik," kata Ahmad, Rabu (21/5).

Laporan ini mengungkap fakta merek sepatu Adidas yang terkenal Predator dan Adizero mengandung konsentrasi tinggi dari zat beracun PFOA, melebihi pembatasan yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Hal ini terindikasi adanya kesengajaan penggunaan bahan kimia seperti etoksilat nonilfenol (NPE), dimetylformamida (DMF), phthalates dan perpolyfluorinated (PFC).

Ahmad mengatakan banyak dari zat berbahaya tersebut dapat larut dari produk ke lingkungan. Beberapa dari mereka berpotensi menyebabkan kanker, mengganggu sistem hormonal atau dapat menjadi racun bagi sistem reproduksi.

Banyak dampak kesehatan manusia dan lingkungan dari bahan kimia ini sangat terasa di negara-negara bagian Selatan, di mana sebagian besar merchandise Piala Dunia, seperti sepatu, sarung tangan dan kaos diproduksi.

Ahmad mengatakan Adidas mengharapkan keuntungan multi- juta Euro dari Piala Dunia 2014. Mereka harus ingat bahwa dengan tidak bertindak segera, kesehatan masyarakat dan lingkungan di negara-negara seperti Indonesia akan terus ditempatkan pada risiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement