Selasa 20 May 2014 17:46 WIB

Luhut Panjaitan Dukung Jokowi-JK

Rep: ali yusuf/ Red: Taufik Rachman
Luhut Panjaitan
Foto: Republika/ Wihdan
Luhut Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Suara partai Golkar dipatikan tidak sepenuhnya mendukung pasangan Prabowo Hatta untuk menjadi pemenang dalam pemilihan presiden periode 2014-2019.

Pasalanya Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Luhut Panjaitan sudah menyampaikan secara resmi sikap politiknya yang tidak ikut Ketua Umum Aburizal Bakrie mendukung pasangan Prabowo Hatta.

Dengan sikapnya itu, Luhut mengaku besama purnawirawan jenderal dan teman -teman tokoh masyarakat yang aktif juga di Golkar sudah pamit kepada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie untuk tidak ikut mendukung pasangan Prabowo Hatta tapi mendukung sepenuhnya pasangan Jokowi Jusuf Kalla.

"Karena menurut saya Jokowi calon presiden terbaik untuk Pilpres 2014 ini," kata Luhut saat menyapaikan penyataan sikap di kantornya Wisma Bakrie lantai 17, Kuningan Jakarta Pusat, Selasa (20/5).

Meski berbeda pandangan dalam masalah dukungan, kata Luhut, hubungan antara dirinya dan Aburizal Bakrie yang mendukung Prabowo Hatta harus tetap terjaga baik tanpa terganggu oleh perbedaan pandangan politik. "Dan Aburizal Bakrie dapat memaklumi sikap saya itu," katanya.

Luhut berkata, dukungan semakin bulat ketika sesupuh TNI menyetujui sikap Luhut yang mendukung Jokowi. "Ketika seorang Jenderal Purnawirawan sesepuh saya mengatakan kepada kami "sudah benar sikap anda itu," kata Luhut menirukan perktaan jenderal yang disebut-sebut adalah Try Sutrisno.

Luhut menceritakan alasan lain kenapa dirinya mendukung Jokowi dalam pilpres karena Luhut menilaih Jokowi betul-betul pemimpin yang jujur, sederhana dan tegas saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta."Lihat pula ketegasannya saat menolak semua deal-deal partai politik yang menuntut transaksional bagi-bagi kekuasaan," katanya.

Luhut juga ditanya wartawan, dengan sikapnya apakah tidak takut dikeluarkan dari struktur kepartaian?.

Luhut menjawab dengan tegas, katanya tidak ada yang bisa mengeluarkan dirinya. Keculi dirinya salah baru bisa dikeluarkan. Kalau memang dikeluarkan gara-gara berbeda pandangan.

" Ya saya akan keluar, kalau menag gara-gara berbeda pandangan, saya tidak mencari makan di Golkar, saya masuk Golkar hanya ingin menyumbangkan pikiran saja," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement