Selasa 20 May 2014 16:00 WIB

pasien cerdas- Masalah Kulit Semasa Hamil

Red:

Saat hamil, seorang perempuan pasti mengalami perubahan dalam dirinya. Baik itu perubahan bentuk tubuh, ukuran payudara, dan emosi. Perubahan pada kulit, terutama kulit wajah, juga kerap terjadi.

Perempuan yang hamil ada yang wajahnya terlihat lebih bersinar, cerah, dan berseri-seri. Kondisi itu terjadi berkat makin aktifnya peredaran darah di bawah kulit. Pipi pun terlihat merona kemerahan. “Namun, ada juga yang mengalami masalah dengan kulit wajahnya, seperti jerawat dan flek pada wajah,” jelas dr Iswan Syarif SpOG (K) dalam peluncuran produk kecantikan herbal LH Care of Beauty di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk masalah jerawat, Iswan menjelaskan, ada dua faktor utama dalam timbulnya jerawat saat kehamilan, yaitu hormon androgen dan kandungan cairan dalam tubuh. Peningkatan hormon androgen dan hormon progesteron selama kehamilan membuat kelenjar minyak lebih produktif dan menghasilkan sebum. “Sebum adalah sel kulit mati yang terkelupas di saluran folikel rambut yang membuat sumbatan di pori-pori kulit, sehingga memudahkan bakteri penyebab jerawat berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan peradangan jerawat,” jelasnya.

Sementara itu, flek atau biasa disebut chloasma gravidarum atau topeng kehamilan disebabkan pengaruh hormonal. Daerah yang biasanya menghitam adalah daerah-daerah yang sering terpapar sinar matahari, yaitu area dahi, hidung, dan pipi. Flek terjadi akibat aktivitas hormon yang memproduksi melanin atau zat pigmen kulit (melanocyte-stimulating hormone). Penyebab lainnya ialah aktivitas hormon estrogen dan progesteron yang memicu hiperpigmentasi (kehitaman) pada kulit. Kondisi tersebut akan berangsur-angsur hilang setelah kehamilan berakhir. “Semakin sering kulit terpapar matahari maka akan semakin banyak melanin diproduksi,” ungkap Konsultan Fetomartenal dari RSIA Selaras, Cikupa, Tangerang, Banten, ini.

Kalau kulit masih mulus, cegah munculnya jerawat dengan mengurangi minyak pada wajah dan mencegah penumpukan sel kulit mati di wajah. Jika tidak ditangani dengan serius, masalah ini akan terus berlanjut walau kehamilan telah berakhir dan memasuki fase menyusui. Bersihkan wajah dua sampai tiga kali sehari dengan pembersih wajah lembut dan bebas minyak.

Hindari membersihkan wajah secara berlebihan karena akan memicu produksi minyak. Tinggalkan sementara susu pembersih yang akan membuat wajah semakin berminyak. Keringkan wajah dengan cara ditepuk-tepuk secara lembut, jangan digosok.

Selain itu, jika jerawat sudah muncul, jangan sentuh jerawat dengan tangan kotor, memencet, atau menggaruk jerawat. Peradangan pada jaringan kulit di sekitarnya dan menimbulkan jaringan parut. Selain dengan membersihkan wajah, Iswan menyarankan agar perempuan hamil melakukan pola hidup sehat.

Olah raga secara teratur dapat melancarkan sirkulasi darah. Penuhi kebutuhan tubuh akan buah-buahan dan sayur-sayuran. Jangan lupa untuk minum enam sampai delapan gelas air putih sehari. “Cukup tidur dan hindari faktor-faktor yang dapat memicu stres,” saran Iswan.

Bagaimana dengan perawatan flek wajah pada ibu hamil? Iswan mengungkapkan, flek pada wajah saat kehamilan adalah hal yang sulit dihindari karena peran hormonal dalam tubuh ibu hamil dan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah kehamilan berakhir, walaupun ada beberapa yang cenderung menetap.Tapi, timbulnya flek bisa diminimalisasi dengan menggunakan pelembab yang mengandung tabir surya paling tidak SPF 15 saat akan melakukan aktivitas di luar rumah. “Tujuannya adalah untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB yang memicu timbulnya hiperpigmentasi kulit.”

rep:desy susilawati/ ed: reiny dwinanda

sumber : http://pusatdata.republika.co.id/detail.asp?id=737271
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement