Jumat 16 May 2014 16:55 WIB

Jelang Pilpres, Golkar Terbagi Tiga Faksi

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Wihdan
Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar hingga kini belum bisa memutuskan secara resmi dengan siapa harus berkoalisi. Wakil Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, ada beberapa yang menilai sikap Golkar tidak jelas karena terlihat gamang dan galau. 

Alhasil, katanya, ada yang menilai partai berlambang beringin tersebut terkesan meminta-minta untuk gabung dengan koalisi yang digawangi PDIP. Padahal keberadaan Golkar sangat penting lantaran siapa pun capres yang menang membutuhkan koalisi di parlemen yang kuat,

"Kalau melihat perkembangan beberapa hari terakhir, sebetulnya banyak tokoh yang merapat ke Golkar. Golkar ibarat wanita lagi ranum-ranumnya, semua partai berharap didukung Golkar," kata Bambang di Jakarta, Jumat (16/5).

Menurut dia, Golkar tengah terjebak ke dalam tiga faksi kuat yang saling tarik menarik. Arus pertama tetap mendesak ketua umum Aburizal Bakrie (Ical) agar mau berperang untuk menjaga marwah partai. Terkait peluang menang atau kalah, hal itu urusan lain. 

Arus kedua, Golkar diminta melanjutkan untuk mendalami koalisi dengan Gerindra. "Arus ketiga menginginkan Golkar bersanding dengan PDIP, dengan pertimbangan peluang menang lebih besar," kata anggota Komisi III DPR itu.

Pengamat politik LIPI Syamsudin Haris memprediksi kalau Golkar tidak akan bergabung dengan Jokowi atau Prabowo Subianto. Menurutnya, Ical sepertinya tetap maju karena menyangkut harga diri parpol. 

Meski pun ia tidak memungkiri, Golkar pada akhirnya akan bergabung ke kubu yang menang. "Kita mendapat kesan semuanya masih terbuka. Hasil pileg itu membuat situasinya rumit," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement