Selasa 13 May 2014 12:15 WIB

Pengamat: Golkar Tidak Ajukan Capres dan Cawapres

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Kampanye terbuka Partai Golkar di Gedung Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta, Selasa (18/3).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Kampanye terbuka Partai Golkar di Gedung Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta, Selasa (18/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar menjadi salah satu partai besar yang belum memiliki arah koalisi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.  Aburizal Bakrie yang sebelumnya diusung menjadi capres, bahkan dievaluasi kembali melalui rapat pimpinan nasional (Rapimnas).

Pengamat dan Dosen Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi mengatakan, kerja sama antar partai tidak lagi berasaskan platform atau agenda kebangsaan. Namun, lebih kepada lobi yang mengarah kepada keuntungan kedua belah pihak.

Golkar tentu tidak mau mengalami kerugian dengan mengusung Aburizal yang memiliki elektabilitas yang rendah. ''Mereka semua realistis, saya pikir Golkar tidak akan ajukan capres atau cawapres,'' kata dia, Selasa (13/5).

Jika ini terjadi, dua poros antara Gerinda dengan Prabowo dan PDIP dengan Jokowi menjadi tolak ukur keuntungan. Pangi mengatakan, siapa yang bisa memberikan keuntungan lebih banyak akan dipilih oleh Golkar.

Keuntungan tersebut salah satunya kursi menteri yang didapatkan Golkar. Pasalnya, Golkar sudah merugi dengan tidak mencapres atau mencawapreskan kadernya. ''Golkar tidak akan mau rugi dua kali,'' kata Pangi.

Pangi juga menganalisa, kemungkinan arah Golkar yang lainnya jika tawaran PDIP dan Gerinda menemui jalan buntu. Seperti diketahui, Jokowi tidak mau menjadi pasangan bersama Aburizal Bakrie.

Arah lainnya dari Partai Golkar bisa merapat ke Demokrat. Namun, kembali yang ditanyakan ialah siapa yang akan diusung. ''Persoalan yang mendasar, jika keduanya menyalonkan, sulit untuk menandingi Jokowi dan Prabowo,'' kata Pangi.

Kemungkinan lain, ialah mendepak Ical sebagai tawaran dari Golkar kepada Demokrat. ''Mungkin munculkan calon lain,'' kata dia.

Jika pertemuan antara Golkar dengan Demokrat tidak menemukan jalan, Demokrat kemungkinan akan merapat ke PAN dan Gerindra. Susilo Bambang Yudhono tidak ingin partainya kalah dan yang terpenting juga ialah menyelamatkan keluarganya.

Alhasil, menurut Pangi, Demokrat akan mencari rekanan PAN, Hatta Rajasa yang juga merupakan besan SBY itu sendiri. Lantas, bagaimana nasib Golkar?. ''Siapa yang memberikan tawaran menguntungkan paling besar, dia yang akan didatangi Golkar sekalipun tanpa capres dan cawapres,'' kata Pangi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement