Senin 12 May 2014 10:47 WIB

Mendikbud: Jangan Paksa Anak Jadi Dokter

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Muhammad Hafil
Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, anak-anak di daerah terdepan, terluar, tertinggal harus diberikan  kesempatan mendapatakn pendidikan yang sama termasuk penerapan Kurikulum 2013.

"Kalau karena terpelosok lalu tidak diberi kurikulum terbaru nanti malah semakin ketinggalan jauh. Jangan sampai dianggap diskriminatif karena tidak menerapkan Kurikulum 2013 di daerah pelosok,"kata Nuh, Ahad malam, (11/5).

Para guru  SM3T, ujar Nuh, melaporkan jumlah anak-anak yang sekolah di daerah terpencil itu tidak banyak. "Satu kelas hanya berisi antara tujuh hingga 10 anak per kelas,  kondisi psikososialnya berbeda, jangan berharap mereka masuk sekolah tiap hari,"ujarnya.

Di daerah terpelosok yang masih baru muncul kesadaran bersekolah, kata Nuh, yang penting anak-anak mau  sekolah dulu.  Ini perlu dilakukan agar mereka menikmati indahnya baca tulis, jangan dipaksakan harus bercita-cita menjadi  dokter, mereka belum terbayang.

Guru di daerah terpencil, ujar Nuh, harus memiliki  kreativitas dan ketangguhan luar biasa. Anak-anak di daerah pelosok harus diberi pendekatan khusus, jangan  berharap anak-anak tiap hari masuk sekolah yang penting mau sekolah dulu.

"Bayangkan saja, anak-anak di pelosok ini mau ke sekolah harus berjalan kaki 2 KM. Ada juga yang harus menyebrang pulau naik kapal, makanya pendekatannya harus beda,"terang Nuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement