Senin 05 May 2014 12:13 WIB

Pentingnya Skrining Kanker Serviks Dini (1)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.
Foto: Prayogi/Republika
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, Faktanya, tiga perempuan terdeteksi kanker serviks tiap dua jam. Penyakit ini memang menakutkan. Satu nyawa perempuan terenggut tiap satu jamnya.

Keganasan yang terjadi pada leher rahim itu berada di urutan kedua setelah kanker payudara dalam daftar kanker yang paling banyak menyerang perempuan Indonesia.

Di Indonesia, 70 persen perempuan terdiagnosis kanker serviks setelah mereka berada di stadium lanjut. Tak heran jika angka kematian akibat kanker ini mencapai 8.000 jiwa per tahun.

“Sebagian besar perempuan sudah mencapai stadium III B saat memeriksakan diri ke dokter,” ujar dr Andry SpOG dalam Small Group Media Interview bersama tim dokter dari RS Pondok Indah-Puri Indah.

Kanker serviks kerap terlambat dideteksi karena biasanya kebanyakan infeksi awal human papilloma virus (HPV) ini berlangsung tanpa gejala. Perempuan baru menyadari ada masalah pada bagian kewanitaannya saat terjadi nyeri, perdarahan saat berhubungan suami istri, atau keputihan yang berbau. Ketika itu terjadi, kanker sudah sampai pada stadium lanjut.

Padahal, jika kanker serviks ditemukan lebih dini, penderitanya dapat sembuh sempurna. Otomatis, peluang hidupnya pun akan lebih besar. Untuk itu, perempuan perlu melakukan screening sedini mungkin. “Jadi, jangan tunggu sampai bergejala,” kata Andry menyarankan.

Sejauh ini, HPV diketahui memiliki total 30 sampai 40 subtipe yang menginfeksi genital. Subtipe yang menyebabkan kanker serviks disebut subtipe risiko tinggi. Hanya ada dua subtipe risiko tinggi, yaitu tipe 16 dan 18 sebagai penyebab 70 persen kanker serviks yang dilindungi vaksin.

“Oleh karena itu, skrining kanker serviks tetap diharuskan walaupun sudah divaksin,” ujar Andry.

HPV menular melalui kontak seksual. Infeksi HPV bisa terjadi kepada siapa pun yang sudah melakukan hubungan seksual. Sekitar 50 sampai 80 persen pada satu titik dalam hidup perempuan pernah terinfeksi HPV.

Infeksi HPV merupakan infeksi yang umum. Sebanyak 90 persen sembuh dengan imunitas. Namun, untuk yang berusia 30 tahun ke atas kemungkinan persisten (menetap) lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement