Ahad 04 May 2014 18:29 WIB

Siswa Putus Sekolah di Sleman Didominasi Jenjang SMA/SMK

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Putus Sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Putus Sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman masih mencatat siswa putus sekolah yang didominasi siswa jenjang SMA/SMK. Sebagian besar siswa putus sekolah karena motivasi belajar rendah. 

Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Dwi Warni Yuliastuti mengungkapkan siswa putus sekolah di Sleman tercatat 84 orang hingga awal 2014. Mereka berasal dari siswa SD sebanyak 28 orang, SMP 12 orang, dan SMA/SMK 38 orang. "Untuk siswa SMA, yang putus sekolah sebanyak 10 orang, SMK 28 orang, " ujarnya ditemui di ruang kerjanya akhir pekan lalu.

Jumlah siswa putus sekolah yang minim dicatat madrasah. Untuk MI, siswa yang putus sekolah tercatat hanya satu orang. Sementara, MTS dan MA masing-masing mencatat jumlah siswa putus sekolah dua dan tiga orang.

Dwi membantah faktor ekonomi menjadi penyebab siswa putus sekolah karena sudah ada intervensi pemerintah melalui biaya pendidikan dan beasiswa. "Kemauan untuk bersekolah siswa rendah," ujarnya. Lantaran kondisi tersebut, dia mengatakan guru pendamping telah diminta untuk mengunjungi siswa bersangkutan untuk mendekati agar mau kembali bersekolah.

Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono mengungkapkan pemerintah sudah memberikan fasilitas berupa bantuan operasional sekolah (BOS) dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten. Bantuan tersebut untuk membantu siswa miskin. "Untuk siswa SMA dan SMK, kami memberi jaminan pendidikan daerah bagi siswa miskin dan rentan miskin. Dari sisi ekonomi, siswa  tidak punya alasan untuk tidak  sekolah," ujarnya.

Faktor utama penyebab siswa putus sekolah di Sleman dinilai berasal dari motivasi belajar yang rendah. Arif mengaku kunjungan ke rumah siswa sudah dilakukan. "Kami melakukan pendekatan personal untuk siswa itu," ujarnya.

Di sisi lain, dunia pendidikan di Sleman masih menghadapi masalah kekurangan guru. Arif mencatat kekurangan guru kelas SD mencapai 472 orang. Kekurangan guru juga tercatat untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK.

Pemenuhan jumlah guru dinilai mendesak untuk jenjang SD. Kekurangan tersebut saat ini dipenuhi dengan mengangkat guru honorer. Sementara, kekurangan guru SMP, SMA, dan SMK teratasi dengan penambahan jam tugas guru.

Jumlah guru di Sleman diakui akan bertambah dengan pengangkatan guru dari honorer kategori dua yang lolos seleksi CPNS. Sleman mendapatkan sekitar 360 guru tambahan dari guru honorer K2. "Kami masih menunggu penempatan mereka," ujar Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement