Jumat 18 Apr 2014 15:28 WIB

Ini Dia Pasangan Capres-Cawapres Terpopuler di Media

Survei Capres (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Perbincangan seputar calon pasangan capres dan cawapres menjelang Pemilihan Presiden 2014 menjadi salah satu topik paling hangat selama satu pekan terakhir.

Indonesia Indicator (I2), sebuah lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis indikasi politik, ekonomi, sosial di Indonesia mencatat, dalam sehari pemberitaan mengenai pasangan capres cawapres mencapai rata-rata 1.016 berita dari 292 media online aktif di Indonesia sejak tanggal 10-17 April pukul 22.00 wib.

Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang, menyebutkan,  ada tiga figur capres yang memiliki ekspos tertinggi di media massa. "Ketiganya adalah Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie," ujar Rustika dalam siaran pers yang diterima ROL, Jumat (18/4).

Sedangkan, kata dia, untuk capres dan cawapres terdapat tiga pasangan yang paling banyak diberitakan media. Ketiga pasangan capres dan cawapres yang paling populer itu adalah, Jokowi-Jusuf Kalla, Prabowo–Hatta Rajasa, dan Aburizal Bakrie – Wiranto.

''Pasangan Jokowi dan JK mendapat ekspose di media sebanyak 4.756 berita sejak 10 April 2014," ujar Rustika. Ekspos tersebut mengalahkan berbagai figur yang ditelusuri dalam pemberitaan pencapresan Jokowi, yakni Hatta Rajasa, Mahfud MD, Moeldoko, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Akbar Tanjung, Ryamizard Ryacudu, Pramono Edhie, dan belakangan menyusul Abraham Samad.

Menurut Rustika, data I2 menunjukkan ada tiga nama yang memiliki eksposure tertinggi sebagai cawapres Jokowi yakni: Jusuf Kalla (37%), Mahfud MD (22%) dan Hatta Rajasa (17%). Sedangkan nama yang lainnya hanya memiliki ekposure di bawah 7%.

''Di sisi lain, secara ekpos pribadi JK sudah unggul, media juga menambahkan berbagai analisis dari sisi kualitatif, seperti lebih diterima oleh investor, memiliki pengalaman internasional, serta memiliki kepedulian terhadap HAM. Meski di antaranya melayangkan pesimisme karena pasangan dapat memunculkan kekhawatiran 'matahari kembar'," tutur Rustika.

Hatta Rajasa, kata Rustika, menjadi cawapres paling populer yang akan mendampingi Prabowo. "Jumlah pemberitaan pada pasangan Prabowo relatif tidak banyak, yakni 1.695 berita," ungkapnya. Menurut dia, bisa jadi memang Prabowo melakukan pendekatannya secara diam-diam, tidak dalam sorot media, alias koalisi senyap.

Meski demikian, lanjut Rustika, media tetap memberitakan keterkaitan Gerindra dengan partai yang dianggap cocok berkoalisi. ''Nama yang marak diberitakan dikaitkan sebagai cawapres Prabowo antara lain Hatta Rajasa, Mahfud MD, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan Ahmad Heryawan," tutur Rustika.

Meski kepada media massa Hatta Rajasa mengatakan tidak perlu gaduh soal animo penyandingannya dengan Prabowo, namun kata Rustika,  telusuran media memperlihatkan Hatta Rajasa memiliki ekspos tertinggi (35%) dalam setiap pemberitaan pencapresan Prabowo. 

''Dukungan Hatta untuk mendampingi Prabowo sangat kuat dari beberapa pengamat dan kalangan internal Gerindra.  Salah satu indikasi kuatnya dukungan terhadap duet ini yakni dihembuskannya akronim “Prabowo Berjasa” dan “Prajasa”," cetusnya.

Media juga memberikan porsi sebesar 23% pada Mahfud MD sebagai figur yang layak untuk dipinang Prabowo. Meskipun tidak sekuat Mahfud, Dahlan Iskan dipandang cukup pantas untuk dilirik Prabowo. Ia menempati ekspos sebesar 21%.

Dari data pencapresan Aburizal Bakrie, kata Rustika,  Wiranto muncul sebagai figur dengan ekspos tertinggi (28%) yang berpeluang mendampingi ARB. Persentase ini muncul dari 1.362 pemberitaan mengenai pencapresan Aburizal Bakrie, lengkap dengan gangguan internal partainya.

''Gejala ini menarik dikarenakan Wiranto merupakan satu-satunya figur yang relatif jarang disebut dan dihubungkan dengan pencapresan Jokowi dan Prabowo. Nama terbesar lain yang muncul sebagai calon cawapres Aburizal Bakrie adalah Hatta Rajasa dan Mahfud. Dua nama ini mendapat porsi sebanyak 23% dan 22%,'' tutur Rustika.

Apabila ekspos antarpasangan capres ini dibandingkan, kata Rustika, pasangan Jokowi–JK mendapat porsi terbesar.  ''Temuan juga menunjukkan bahwa dengan siapapun Jokowi dipasangkan dalam kontestasi pilpres, pasangan ini lebih banyak dibicarakan dibandingkan pasangan capres lainnya,'' ungkapnya.

Koordinator Rumah Kebangsaan yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Komaruddin Hidayat mengungkapkan, pada pilpres nanti popularitas tokoh sangat menentukan. ''Berbeda dari pileg yang pada umumnya rakyat pemilih tidak tahu kualitas calonnya,'' tuturnya.

Menurut Komaruddin, dalam Pilpres nanti, pilihan rakyat lebih karena pertimbangan pribadi calon, ketimbang afiliasi parpol, meskipun mesin parpol tetap punya pengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement