Kamis 17 Apr 2014 11:19 WIB

Kalah Pemilu, Caleg Keluarkan 'Beceng'

Rep: Mursalin Yasland/ Red: A.Syalaby Ichsan
Poster caleg partai politik telah tersobek dikawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (3/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Poster caleg partai politik telah tersobek dikawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) yang merasa tidak akan melenggang ke parlemen mulai menunjukkan sikap tidak menerima kenyataan.

Hasil Pemilu Legislatif 9 April 2014 yang tak memuaskan mereka membuahkan reaksi beragam. Tak sedikit para caleg yang 'kalah' ini pun bersikap beringas.

Di Bandar Lampung, hasil penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS), panitia pemungutan suara (PPS), dan panitia pemilihan kecamatan (PPK) menjadi pemicu tindakan caleg yang brutal alias tak normal.

Salah satunya adalah caleg untuk DPRD Kota Bandar Lampung, Romi Husin. Romi yang merasa dirugikan karena kehilangan suara di TPS itu berlaku tidak normal di PPS.

Di hadapan orang banyak, dengan emosi, ia mengeluarkan senjata api sebagai bentuk protesnya. Kejadian di PPS Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, Sabtu pekan lalu itu menambah daftar panjang caleg yang bermasalah dengan kejiwaannya. Kepada PPS, Romi mengaku tidak terima jumlah suaranya kecil.

Tahu dirinya bakal tak masuk gedung dewan, caleg Partai Golkar ini mengerahkan tenaganya untuk menahan formulir C1 rekapitulasi suara di 11 dari 19 TPS di Campang Raya. Tindakan di luar koridor hukum itu membuat Romi dilaporkan ke polisi hingga harus berurusan dengan Polresta Bandar Lampung.

Kejadian serupa terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Seorang caleg DPRD Kabupaten Cianjur dari Partai Persatuan Pembangunan membanting kursi di kantor KPU Cianjur, Senin (14/4). Caleg yang diketahui bernama Herlan Suangsa itu tidak puas dengan hasil Pemilu 2014.

“Kami tidak tahu awalnya bagaimana, tiba-tiba caleg itu keluar dari ruang Ketua KPU, langsung melempar kursi ke arah kami. Saat itu kami sedang membuat berita di ruang rapat,” kata TM Guci, wartawan di Cianjur.

Guci menuturkan, tidak ada wartawan ataupun orang lain di ruang tersebut yang terkena amukan Herlan. Namun, aksi sang caleg sempat membuat sejumlah pengunjung dan pegawai KPU terkejut.

Seusai melampiaskan kemarahan, di hadapan wartawan, Herlan mengaku kecewa dengan kinerja KPU Cianjur yang dinilai gagal melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara. Alasannya, tingkat partisipasi di daerah pemilihan tempat Herlan mencalonkan hanya 65 persen.

“Saya meminta agar pileg di dapil V diulang karena tidak memenuhi target pemilu dan banyak kecurangan. KPU sebagai penyelenggara saya anggap gagal menjalankan tugasnya,” kata dia.

Ketua KPU Cianjur U Awaludin tidak menyangka Herlan akan mengamuk. Awalnya, kata Awaludin, Herlan hanya menyampaikan keluh-kesah tentang tingkat partisipasi di dapilnya yang tidak memuaskan. Herlan pun meminta dilakukan pemunggutan suara ulang.

“Saya sempat menjelaskan kalau pemilihan tidak bisa diulang karena tingkat partisipasi warga yang rendah. Sedangkan, soal pelanggaran, saya sarankan dia melaporkan ke panwaslu,” kata Awaludin.

Selang beberapa saat setelah mendengarkan jawaban Awaludin, Herlan langsung berdiri dan membanting meja kaca di dalam ruangan Awaludin sambil berlalu ke luar ruangan dan kembali membanting kursi di ruang rapat. Setelah itu, Herlan keluar dari kantor KPU. Saat itu, banyak wartawan dan anggota KPU lainnya yang melihat aksinya.

sumber : Harian Republika/EH Ismail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement