Sabtu 12 Apr 2014 17:28 WIB

Merasa Dicurangi, PNA Tolak Hasil Pemilu

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Partai Nasional Aceh
Partai Nasional Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Merasa dicurangi, Partai Nasional Aceh (PNA) akan menolak hasil Pemilu Legislatif  2014. ''Kami menolak hasil pemilu, karena PNA dicurangi secara sistematis,'' kata Ketua Umum PNA Irwansyah  di Banda Aceh, Sabtu (12/4).

Berdasarkan data yang masuk ke Desk Pemilu Pemerintah Aceh, dari perhitungan sementara perolehan suara untuk tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), partai lokal berkuasa yakni Partai Aceh (PA) teratas dengan meraup 29,17 persen. Sementara, PNA di posisi lima dengan 6,82 persen dan Partai Damai Aceh (PDA) di urutan 10 dengan 2,75 persen.

Menurut Irwansyah, kecurangan yang sistematis dilakukan penyelenggara pemilu di Aceh seperti Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh dan kabupaten/kota serta Pemerintah Aceh.

''Pelaksanaan pemilu di Aceh kali ini juga diwarnai kekerasan dan intimidasi. Ada kader PNA yang dibunuh, dianiaya dan diculik. Kami mencatat lebih 40 persen suara PNA hilang diakibatkan pelanggaran dikarenakan intimidasi dan manipulasi suara,'' jelas Irwansyah.

Diungkapkan Irwansyah, intimidasi dan manipulasi suara terjadi khususnya di wilayah Sabang, Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Aceh Timur, dan Kota  Langsa. Begitu juga dengan kawasan pantai Barat Selatan seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya.

''Banyak TPS yang surat suara sudah dicoblos atas nama PA atau calegnya. Kami juga meminta supaya caleg yang sudah dicoblos suaranya di kertas suara sebelum pemilu agar didiskualifikasi,'' pintanya.

Irwansyah menyatakan kenetralan KIP perlu dipertanyakan. Menurutnya, orang-orang yang duduk disana adalah komisioner yang di-endorsed (didukung, Red) dan dipilih oleh pimpinan PA. ''Bagaimana pertandingan akan fair, kalau wasit juga mendukung salah satu tim,'' terangnya.

Kecurangan dari penyelenggara ini, lanjutnya dimulai dari proses pengangkatan anggota KIP yang tidak transparan dan hanya mengakomodir calon-calon yang mendukung partai penguasa. ''Bahkan beberapa anggota KIP secara terang-terangan terlibat dalam kegiatan-kegiatan PA,'' ungkap Irwansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement