Rabu 09 Apr 2014 21:28 WIB

Perludem: Golkar Perlu Pikirkan Calon Alternatif

Rep: c70/ Red: Nidia Zuraya
 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama isteri Tatie Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama isteri Tatie Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Perhimpunan untuk Pemilu Demokrasi (Perludem), Titi Angraini memberikan komentarnya pada Rabu (9/4) tentang penyebab turunnya suara partai Golkar pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. Suara Golkar pada tahun 2009 sekitar 18,9 persen sedangkan hasil hitung cepat saat ini menunjukan angka 14 persen.

Menurut Titi, banyak faktor yang mempengaruhi turunnya suara Golkar, misalnya seperti skandal politik sebelum pemungutan suara. Titi memberikan contoh kasus korupsi yang melibatkan DPW Golkar, Ratu Atut Chosiyah dan adiknya Chaeri Wardana (Wawan) juga Akil Mochtar yang ikut berkontribusi terhadap citra Partai Golkar.

"Termasuk kasus Aburizal Bakrie (Ical) dengan liburan beliau ke Maladewa yang waktunya sangat dekat dengan pemungutan suara," kata Titi saat dihubungi RoL pada Rabu (9/4).

Menurut Titi, Ical bukan figur yang di populerkan dimana masyarakat. Jadi sebaiknya Partai Golkar harus melakukan koalisi. Karena tampaknya akan sulit untuk Golkar mengusung kandidatnya sendiri.

"Mulai sekarang Golkar harus memikirkan calon altetnatif," lanjutnya. Mengenai koalisi, Titi hanya memberi saran semestinya Partai Golkar berkoalisi dengan partai yang platformnya sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement