Ahad 06 Apr 2014 15:18 WIB

Disintegrasi Bangsa Warnai Kampanye Aceh

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Fernan Rahadi
Massa pendukung Partai Aceh (PA) berkonvoi menuju kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (19/1).
Foto: Antara/Rahmad
Massa pendukung Partai Aceh (PA) berkonvoi menuju kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kodam Iskandarmuda mengindikasikan adanya upaya disintegrasi bangsa dalam kampanye para calon legislatif di Aceh. Beberapa partai lokal yang berorasi menjanjikan kemerdekaan provinsi tersebut jika nanti mereka menang dalam pemilihan.

Kasdam Iskandarmuda, Brigjen TNI Purwadi Mukson mengatakan, sejumlah caleg dari parpol lokal Aceh mengkampanyekan hal tersebut. Mereka juga mengubah lambang negara dengan bendera yang mereka siapkan sendiri.

“Selama masa kampanye, kami melihat terjadi upaya disintegrasi NKRI oleh para caleg-caleg beberapa parpol lokal,” kata Purwadi dalam /teleconference/ bersama Kasad Jendral TNI Budiman dan Ketua KPU Husni Kamil Malik di Mabes TNI, Ahad (6/4).

Kasad Jendral TNI Budiman menyatakan, hal itu menjadi kewaspadaan Kodam Iskandarmuda. Pihaknya juga sudah berkordinasi dengan Gubernur Aceh, Zani Abdullah untuk meredam potensi separatisme dan pemisahan diri dari NKRI.

Ketua KPU, Husni Kamil Malik menambahkan, pihakny tidak bisa menetapkan hal tersebut sebagai pelanggaran kampanye. Sebab, tidak ada laporan dari Bawaslu atas sikap para caleg tersebut. Sedangkan, kalau benar dianggap perkara berat, maka sanksinya pun sudah kadarluarsa.

“Sanksinya adalah larangan kampanye di satu daerah atau keseluruhan daerah Aceh. Namun masa kampanye sekarang ini sudah lewat,” kata Husni.

Dia menabahkan, KPU sendir bersifat pasif yakni hanya menunggu laporan Bawaslu dan menetapkan sanksi administrasi. Sekarang, kata Husni, tinggal menunggu respon dan tanggapan bawaslu bagaimana melihat situasi tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement