Sabtu 05 Apr 2014 22:55 WIB

Bentrok PDIP, Dua Peleton Polisi Disiagakan di Ngabean

 Pengunjuk rasa bentrok dengan aparat kepolisian pada simulasi pengamanan Pemilu 2014 di jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (6/2).     (Septianjar Muharam)
Pengunjuk rasa bentrok dengan aparat kepolisian pada simulasi pengamanan Pemilu 2014 di jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (6/2). (Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Dua peleton Satuan Bhayangkara Polresta Yogyakarta dan Satbrimobda Daerah Istimewa Yogyakarta diterjunkan untuk mengamankan lokasi pascabentrokan antara massa simpatisan dua parpol di simpang empat Ngabean, Kota Yogyakarta, Sabtu (5/4) sore.

"Kami langsung turunkan dua peleton untuk mengamankan lokasi dan mengantisipasi kemungkinan aksi susulan," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Slamet Santosa.

Menurut dia, dua peleton yang diturunkan untuk mengamankan adalah satu dari satuan Sabhara Polresta Yogyakarta dan Polda DIY serta Brimob DIY.

"Mereka akan berjaga hingga situasi kembali kondusif. Kalau besok pagi sudah kondusif akan kami tarik," katanya.

Ia mengatakan, pascakejadian tersebut, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan kedua belah pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.

"Kemungkinan dalam waktu dekat akan dilakukan mediasi untuk mencapai kesepakatan perdamaian. Tadi langsung kami temui tokoh-tokoh kedua pihak," katanya.

Saat konvoi sepeda motor seusai mengikuti kampanye dengan mengenakan motor tidak standar, sekitar 30 orang simpatisan massa PDIP dikeroyok ormas bersorban hijau di sekitar lokasi parkir Ngabean, Kota Yogyakarta.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Beruntung simpatisan PDIP berhasil kabur melarikan diri. Namun, ada lima unit sepeda motor ditinggal dan dirusak.

"Motor yang RX King yang rusak parah, dilempar konblok pada tanki. Sedangkan empat motor lainnya hanya rusak ringan," saksi mata warga setempat Rohmad.

Polisi yang berada di pos tidak jauh dari lokasi kejadian kemudian mendatangi massa. Satuan Brimob DIY sempat menembakkan gas air mata ke udara untuk membubarkan massa tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement