Jumat 04 Apr 2014 15:11 WIB

Tenggorokan Batita Terbakar karena Menelan Baterai

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Waspadai ketika anak bermain dengan remote control TV di rumah.
Foto: twinpossible.com
Waspadai ketika anak bermain dengan remote control TV di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai orang tua, Anda harus memiliki kontrol dan pengawasan penuh terhadap anak. Apalagi jika anak masih berusia di bawah tiga tahun. Anak usia itu rasa ingin tahunya sangat tinggi. Lengah sedikit saja, nyawa anak bisa terancam.

Seperti kisah seorang anak laki-laki yang mengalami luka bakar di tenggorokannya karena menelan baterai kecil sebuah remote control. Anak ini bernama Brenden. Usianya saat ini 11 bulan. Ia berasal dari Toronto, Kanada.

Saat itu Brenden sedang asyik bermain remote control bersama sang bunda, Nicole Wrigth. Lalu, bunda Brenden meninggalkan anaknya sebentar untuk mengambil camilan.

Namun, ketika ia melirik Anandanya, ia mendapati Brenden berhasil membuka bagian belakang remote control tersebut. Ia langsung kaget dan panik. Nicole pun curiga anaknya memakan baterai tersebut.

"Ketika saya melihat baterai tidak ada di tempatnya, saya langsung tahu bahwa Brenden menelannya," ujarnya seperti yang dilansir dalam laman www.parentdish.co.uk, Kamis (3/4) lalu.

Dan ternyata memang benar, Brenden sudah memakannya. Saat itu Brenden mulai tersedak. Nicole yang sadar anaknya dalam bahaya segera memanggil ambulans dan membawa anaknya ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Namun, ia tidak tahu, saat baterai yang tersangkut di kerongkongan anaknya ternyata membakar Brenden. Air liur berinteraksi dengan lithium yang terkandung dalam baterai kemudian menciptakan arus listrik yang menyebabkan luka bakar yang parah hanya dalam beberapa jam.

Di rumah sakit, baterai tersebut harus diangkat dari tenggorokan Brenden lewat operasi.

Alhamdulillah, operasinya berhasil. Tapi sayang, baterai tersebut sudah meninggalkan luka bakar sekitar 3,5 cm pada kerongkongannya yang kemudian berdampak kepada suara Brenden. Nicole pun mengakui suara tangisan anaknya kini terdengar berbeda.

"Dokter bedah mengatakan bahwa pita suara kirinya bergerak. Dan masih terlalu dini jika dokter mengatakan itu bisa diperbaiki," ungkap Nicole.

Nicole berharap apa yang terjadi pada Brenden akan membantu meningkatkan kesadaran orang tua tentang bahaya baterai. "Saya benar-benar tidak tahu bahaya baterai. Saya tidak akan membiarkan anak saya bermain dengan baterai, jika saya tahu apa yang di dalam ternyata memiliki efek buruk pada dirinya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement