Selasa 01 Apr 2014 12:35 WIB

KPU Jamin Logistik di Sumba Barat Daya Pascakebakaran

Rep: Ira Sasmita/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas Logistik KPU Kota Yogyakarta menunjukkan surat suara yang rusak di Gudang Pengelolaan Logistik Pemilu Kota Yogyakarta, Jumat (7/3).
Foto: Antara/Noveradika
Petugas Logistik KPU Kota Yogyakarta menunjukkan surat suara yang rusak di Gudang Pengelolaan Logistik Pemilu Kota Yogyakarta, Jumat (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan kebutuhan logistik pemilu untuk Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa dipenuhi paling lambat 5 April nanti.

Kendala yang sempat muncul karena pembakaran gedung KPU setempat oleh kelompok massa dipastikan telah teratasi.

"Logistik untuk Kabupaten Sumba Barat Daya, paling lambat 5 April sudah terpenuhi semua," ungkap Ketua KPU, Husni Kamil Manik, di sela acara "Introduction to The Indonesian Legislative Election 2014 Forum," di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (1/4).

Menurut dia, pascaperistiwa pembakaran tersebut, sebagian besar logistik pemilu terkena api. KPU pun harus mengganti logistik surat suara untuk Pemilu Legislatif 9 April 2014. Untungnya, template surat suara belum sampai ke sana saat peristiwa.

Setelah kejadian itu, KPU pusat langsung meminta KPU Kabupaten Sumba Barat Daya untuk menginventarisir logistik pemilu yang rusak karena terbakar. Hal ini ditempuh untuk memastikan logistik yang rusak dan yang masih bisa dipakai.

Sebelum diberitakan, pada Jumat (28/3) pekan lalu, kantor KPU Sumba Barat Daya dibakar massa. Logistik pemilu, termasuk surat suara DPR, DPD, dan DPRD Propinsi, Kabupaten atau Kota yang sudah dilipat dan dikemas ikut terbakar.

Api tidak cepat menjalar karena logistik dalam kondisi tertumpuk. Meski demikian, aparat keamanan maupun warga tak berani masuk menyelamatkan barang-barang, termasuk logistik, karena massa menaruh beberapa bom molotov di dalam ruangan.

Upaya pemadaman api dengan mobil water canon milik Polres Sumba Barat. Beberapa mobil tangki, termasuk milik Dinas PU juga digerakan namun tak cukup membantu karena kehabisan air. Ditambah, tak ada sumber air dekat lokasi kejadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement