Ahad 30 Mar 2014 12:21 WIB

'Seharusnya Partai Politik Bisa Lebih Dewasa'

Pengendara motor terganggu dengan alat peraga kampanye partai politik
Foto: Republika/Aditya Pradana
Pengendara motor terganggu dengan alat peraga kampanye partai politik

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Strategi kampanye yang dipilih masing-masing partai politik pada perhelatan Pemilu 2014 seharusnya bisa lebih dewasa dibanding pada 2009, kata pengamat politik Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, Nicolaus Loy.

"Sistem demokrasi di Indonesia sudah berlangsung 16 tahun, seharusnya partai politik (parpol) bisa lebih dewasa dalam memilih strategi kampanye," kata Nicolaus di Yogyakarta, Ahad (30/3).

Menurut Nicolaus, strategi kampanye dengan menunjukkan superioritas atau pengerahan massa secara masif tidak lagi diperlukan untuk model demokrasi saat ini.

"Misalnya pawai dengan dominasi motor di jalan raya seperti tahun 1999, itu hanya akan mengganggu masyarakat lainnya. Ada juga yang memakai hiburan musik dangdut untuk menarik massa, ini tidak lagi effektif dalam rangka pendidikan politik saat ini," katanya.

Menurut dia, kampanye terbuka diperlukan hanya sebatas untuk pengenalan atau menunjukkan eksistensi partai. Namun demikian, hal itu bukan media satu-satunya, sebab masih banyak media lain yang lebih effektif.

Hingga saat ini, tidak banyak partai yang memprioritaskan strategi kampanye tertutup atau tatap muka. Padahal kampanye tatap muka lebih efektif memberikan pendidikan politik langsung kepada masyarakat.

"Tidak cukup banyak partai yang menjelaskan program mereka. Kampanye terbuka pun harus dijelaskan melalui kampanye tatap muka untuk memunculkan pemilih yang berkualitas," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement