Selasa 25 Mar 2014 21:15 WIB

Berharap Kejutan si Kuda Hitam

Pemain timnas Belgia
Foto: AP/Geert Vanden Wijngaert
Pemain timnas Belgia

Oleh : Reja Irfa Widodo

Salah satu hal yang paling ditunggu di putaran final Piala Dunia adalah kiprah tim-tim 'kuda hitam' yang mencoba mendobrak dominasi tim-tim unggulan. Kejutan yang dihadirkan generasi emas Portugal di Piala Dunia 2006 masih dapat dijadikan rujukan.

Menyingkirkan Belanda dan Inggris, Luis Figo dan kawan-kawan mampu melaju ke babak semifinal. Portugal tersingkir lewat tendangan penalti gelandang andalan Prancis, Zinedine Zidane.

Kalah di babak keempat menjadi antiklimaks perjalanan Portugal. Luis Figo dan kawan-kawan harus puas finish di tempat keempat Piala Dunia 2006 usai kalah dari tuan rumah Jerman 1-3 di perebutan tempat ketiga.

Portugal, yang saat itu masih dihuni salah satu generasi terbaiknya seperti Luis Figo, Deco, Ricardo Carvalho, dan Cristiano Ronaldo, memang menjadi salah satu tim 'kuda hitam' di awal gelaran Piala Dunia 2004. Kombinasi pemain-pemain berpengalaman dan talenta-talenta muda menjadi salah satu alasan yang mendasari anggapan itu.

Kuda Hitam Eropa

Di Brasil 2014, menarik rasanya menunggu aksi para pemain Belgia. Tim besutan Marc Wilmotts itu tepat dianggap sebagai salah satu tim yan bakal menyajikan kejutan di Brasil 2014. Memang tidak berlebihan rasanya jika menyebut skuat yang dimiliki Belgia ini adalah salah satu generasi terbaik Rode Duivels dalam satu dekade terakhir.

Penantian panjang tidak berpartisipasi di turnamen bergengsi sejak Piala Dunia 2002 pun berakhir dengan kemunculan generasi emas Belgia. Kedalaman skuat dan meratanya kualitas pemain di setiap lini menjadi kekuatan utama Belgia.

Pemain-pemain muda seperti Thibaut Courtois, Romelu Lukaku, dan Christian Benteke makin melengkapi kehadiran pemain-pemain yang telah matang seperti Vincent Kompany, Daniel van Buyten, dan Eden Hazard.

Pengakuan atas kualitas-kualitas pemain asal Belgia ini pun dapat terlihat di salah satu kompetisi klub terbaik di dunia, Liga Primer Inggris. Paling tidak 12 pemain di skuat terakhir Belgia memilki kontrak bersama kontesatn-kontesatan Liga Primer Inggris.

Kompany menjadi kapten dan bek andalan Manchester City, sementara Hazard tampil sebagai motor serangan Chelsea. Belum lagi nama bek tengah Tottenham Hotspur, Jan Vertonghen, dan bek Arsenal, Tomas Vermaelen, dan kiper Liverpool, Simon Mignolet.

Tidak hanya itu, Piala Dunia 2014 juga menjadi awal pembuktian skuat Belgia saat ini. Maklum, rata-rata umur para penggawal Belgia memang cukup muda. Paling tidak hanya lima pemain di skuat Belgia yang telah menginjak usia di atas 26 tahun.

Kualitas-kualitas ini pun menemukan pembuktiannya di babak kualifikasi zona Eropa. Belgia menjadi salah satu tim yang tidak pernah kalah di babak kualifikasi, dengan mengemas delapan kemenangan dan dua hasil imbang di fase grup babak kualifikasi.

Bergabung di Grup H, Belgia diprediksi bisa melangkah ke babak 16 besar dengan mudah. Diantara penghuni Grup H yakni Aljazair, Korea Selatan, dan Rusia, Belgia menempati peringkat FIFA paling tinggi, dengan menempati peringkat kelima dunia FIFA.

Aljazair berada di peringkat ke-32, Korea Selatan berada di posisi ke-56, sedangkan Rusia ada di peringkat ke-19 FIFA.

Kuda Hitam Latin

Jika di Eropa, tim kuda hitam diwakili oleh Belgia. Maka dari Amerika Selatan, nama Cile rasanya layak dikedepankan. La Roja, julukan Cile, sepertinya memiliki semua syarat untuk bisa mengejutkan tim-tim favorit.

Efektifitas permainan La Roja begitu terlihat saat mereka membungkam Inggris di Stadion Wembley 2-0 dalam laga ujicoba pada lima bulan lalu.

Dalam laga ujicoba pertama Cile dalam upaya persiapan Piala Dunia 2014 itu, penyerang Barcelona, Alexis Sanchez, memborong dua gol.

Barisan penggawa berkualitas memang menjadi alasan Cile disebut sebagai tim yang bakal memberikan kejutan di Brasil 2014.

Ketajaman penyerang yang telah mengoleksi 22 gol dalam 64 penampilan bersama Cile itu bakal ditopang kualitas lini tengah yang mumpuni. Nama Arturo Vidal (gelandang Juventus), Gary Medel (Cardiff City), David Pizzarro (AS Roma), dan Matias Fernandez (Fiorentina), dan terakhir nama gelandang serang Palmeiras, Jorge Valvidia.

Deretan-deretan nama ini bakal menampilkan permainan bola menyerang khas Cile. Para penggila sepak bola pun berharap bakal melihat permainan khas Cile yang terkenal cepat, keras, dan lugas di putaran final Piala Dunia 2014.

Keberadaan Jorge Sampaoli dianggap mampu merubah wajah Cile. La Roja mampu kembali menampilkan identitas permainan menyerang yang dimulai saat Marcelo Bielsa menjadi pelatih kepala pada 2007 hingga 2011.  

Di bawah kendali Sampaoli, Cile sukses keluar dari bayang-bayang permainan pragmatais yang sempat diterapkan Claudio Borghi yang dipecat pada 2012 silam.

Tangan dingin pelatih berusia 55 tahun itu berhasil mengantarkan Cile lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2014 usai finish di peringkat ketiga klasemen akhir babak kualifikasi zona CONMEBOL. Sampaoli pun bakal menjanjikan terus memainkan sepak bola menyerang di Brasil 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement