Jumat 21 Mar 2014 15:00 WIB

Efek Kurang Tidur, Kata Peneliti: Sebabkan Kerusakan Otak

Otak cerdas (ilustrasi)
Otak cerdas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Tidur lebih lama pada akhir pekan untuk menambah waktu tidur yang kurang cukup selama hari-hari sebelumnya, malahan kemungkinan bisa kehilangan sejumlah sel otak.

Pakar syaraf Universitas Pennsylvania, Sigrid Veasey mengungkap gagasan umum bahwa “hutang tidur” dapat dipenuhi dengan melakukan tidur tambahan pada hari-hari berikutnya mungkin hanyalah dongeng.

Setelah menempatkan sekelompok tikus percobaan di laboratorium pada jadwal yang serupa dengan orang yang bertugas dengan jadwal kerja yang berubah-ubah, Veasey dan timnya menemukan bahwa otak-otak tikus itu kehilangan hingga 25 persen dari neuron yang terkait dengan kewaspadaan dan fungsi kognitif.

Diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, seperti dilansir voanews.com, Jumat (21/3), ia menjelaskan ketika tikus kehilangan sedikit waktu tidur, otak mereka menanggapinya dengan menciptakan lebih banyak protein yang disebut sirtuin tipe 3, yang menyediakan energi dan melindungi neuron. Tapi ketika kehilangan waktu tidur menjadi kebiasaan, pelepasan protein terhenti dan deplesi neuron semakin cepat.

Veasey dan kelompoknya kini berencana mempelajari otak pekerja dengan jadwal yang berubah-ubah yang telah meninggal untuk melihat apakah kerusakan yang sama dapat ditemukan pada manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement