Selasa 18 Mar 2014 16:27 WIB

Peneliti: Ponsel Pintar Permudah Pemeriksaan Mata

Ponsel Pintar
Foto: voa
Ponsel Pintar

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Bagi sebagian orang, tes mata hal yang merepotkan. Selain lama, biaya pemeriksaan cenderung mahal. Masalah ini jadi perhatian peneliti Stanford University.

Dalam studi terbarunya, para peneliti telah mengembangkan adapter yang memungkinkan pemanfaatan ponsel pintar. "Pikirkan instagram untuk mata," ungkap Robert Chang, peneliti Stanford University School of Medicine, seperti dilansir dailymail.co.uk, Selasa (18/3).

Para peneliti percaya pengembangan itu akan meningaktkan akses layanan perawatan mata sekaligus meningkatkan kemampuan para dokter untuk memberikan perawatan kepada para pasien secara jarak jauh.

Saat ini, pengecekan mata membutuhkan biaya puluhan ribu dolar. Untuk pengoperasiannya juga membutuhkan pelatihan jangka panjang. Bagi warga kota mungkin itu tidak maslaah, namun untuk warga desa ini menjadi masalah.

Peneliti lain, David Myung mengatakan ponsel pintar ini merupakan medium potensial untuk melakukan pengembangan perawatan mata. Khususnya bagi mereka yang sulit terjangkau akses perawatan. "Di ruang unit gawat darurat, tentu tidak menjadi jaminan pasien untuk mendapatkan layanan. Kami berharap ini menjadi terobosan," ucapnya.

Myung membayangkan bagaimana korban kecelakaan mobil tiba di ruang gawat darurat, tidak mendapatkan layanan. Sementara ia membutuhkan penanganan cepat, apabila korban terkena hyphema, mata terdarah.

"Ponsel sekarang ini memiliki resolusi kamera yang mampu melengkapi laporan dokter. Data yang dikirimkan melalui ponsel itu memungkinkan cepat sampat sehingga penanganannya akan lebih cepat," kata dia.

EyeGo demikian nama adapter itu, dapat mengambil gamabr dari depan mata. Sejauh ini tidak ada masalah bagi mata. "Mengingat butuh kecepatan. Tidak lagi menit, melainkan detik. Saya kira ini tidak akan masalah," kata dia.

Memang butuh waktu untuk mencari tahu bagaimana alat itu secara efisien tidak menyebabkan salah diagnosa. Dari percobaan yang dilakukan, pencitraan depan mata sudah tergolong berhasil. Tinggal bagaimana peneliti melakukan visualisasi lapisan di belakang mata, retina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement