Jumat 07 Mar 2014 17:00 WIB

WHO Akan Batasi Asupan Gula

Pembatasan makanan manis diharapkan bisa mengurangi angka kegemukan.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Pembatasan makanan manis diharapkan bisa mengurangi angka kegemukan.

REPUBLIKA.CO.ID, WHO berencana membatasi asupan gula pada orang dewasa di Inggris. Mereka diharapkan mengurangi asupan gula hingga 5 persen dari kalori per hari.

Dalam rancangan peraturan terbarunya, WHO meminta seluruh pihak dalam segala usia mengurangi asupan gula. Artinya, bagi dewasa dengan berat badan rata-rata, dengan asupan harian sekitar 2.000 kalori per hari, 5 persen pengurangan gula sama dengan 100 kalori. Dengan kandungan 4 kalori dalam setiap gram gula berarti dewasa harus mengurangi 25 persen gula.

Demikian ujar Dr Francesco Branca, direktur WHO untuk nutrisi bagi kesehatan dan perkembangan. Satu kaleng coca cola berukuran 330 ml memiliki 35 gram gula.

Bahkan pada upaya mengurangi gula hingga 10 persen total kalori, satu botol minuman yang berpemanis sudah memenuhi ketentuan gula yang dianjurkan untuk dewasa. Bagi anak, yang memiliki aturan kebutuhan energi yang lebih kecil dari dewasa, berarti membutuhkan asupan gula jauh dari dewasa. Konsumsi satu porsi minuman soda berpemanis di anak sudah melebihi aturan kebutuhan gula hingga 10 persen di anak.

Branca mengatakan, konsumsi minuman ringan bersoda adalah satu elemen yang secara konstan dihubungkan dengan bertambahnya berat badan. Terutama di anak.

Intervensi WHO dipicu kekhawatiran meningkatnya kegemukan. Begitu kerusakan gigi. Minuman ringan tersebut dianggap sebagai asupan kalori kosong, yang hanya kaya gula tanpa manfaat nutrisi lainnya.

Pakar WHO sudah bergulat dengan isu ini selama dua tahun. Mereka fokus pada risiko kesehatan dari gula bebas, alias gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman. Ketimbang gula intrinsik yang terdapat di buah dan sayur.

Risiko tersebut paling nyata tampak pada karies gigi. Terdapat peningkatan masalah ini di anak yang mendapatkan lebih dari 10 persen asupan gula yang dianjurkan. Anak-anak dengan asupan gula kurang dari itu juga menunjukkan masalah yang sama, meski dalam level yang lebih rendah.

Anak-anak yang banyak mengkonsumsi minuman dengan pemanis, seperti soda, cenderung lebih berat badannya. Atau menderita obesitas.

Aturan ini diduga akan ditentang keras oleh industri makanan dan minuman. Mereka akan berargumen tidak ada satu jenis makanan atau minuman yang menjadi masalah. Bahwa semua makanan dan minuman tergolong aman selama tidak dikonsumsi berlebihan.

sumber : guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement