Sabtu 01 Mar 2014 20:59 WIB

ITS Penuhi Standar Optimal BAN PT

Kampus ITS
Kampus ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Civitas akademika Institut Teknologi Sepluh Nopember (ITS) boleh bangga. Pasalnya, Badan Akreditasi Nasional Pergurruan Tinggi ( BAN PT) menilai, bahwa kinerja ITS telah memenuhi standar optimal. Standar penjaminan mutu (SPM) ITS  disusun mengikuti siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) yang secara rutin dilakukan setahun sekali dan dimonitoring setiap empat bulan sekali melalui SIM Program Kerja (Simproker) dan Evaluasi Mutu Institusi (EMI).

ITS juga telah mempunyai sistem akademik dan kepegawaian yang membantu proses penjaminan mutu akademik, di antaranya adalah SIM Akademik, SIM Kepegawaian dan Indeks Prestasi Dosen (IPD) yang telah terintegrasi dalam Sistem Informasi Terintegrasi (Integra). “Melalui Simproker dan EMI, kami menerapkan database single entry dan multipurpose data,”  ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ing Herman Sasokongko, dalam siaran pernya, Sabtu (1/3).

Menurut guru besar Jurusan Teknik Mesin ini, BAN-PT juga menilai mahasiswa dan lulusan. Mulai dari sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa hingga karya inovatif, hak paten dan produk fisik yang dihasilkan sebagai hasil penelitian. Di antara yang meningkat tajam adalah riset yang teraplikasikan di dunia industri. Selain itu, ITS juga terus berupaya meningkatkan kualitas mahasiswanya melalui proses pembinaan yang terstuktur. “Yang paling berkibar adalah dunia kemahasiswaan, banyak prestasi yang diraih mahasiswa ITS, dan itu adalah konsekuensi logis dari proses yang baik,” jelas Herman.

Dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), katanya,  ITS memilki rasio 25 persen dosen bergelar doktor (S3), 45 persen berpendidikan master (S2) dan sisanya bergelar sarjana. Selain itu, menurut pria berkacamata ini, dosen ITS cukup produktif dalam menghasilkan karya akademik. “Publikasi internasional kita (ITS, red) yang terindeks scopus meningkat tajam,” terangnya.

Standar lainnya adalah kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. ITS telah menerapkan Student Centered Learning (SCL). Yang menarik dari standar ini adalah ITS telah memilki kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, mahasiswa tidak hanya dinilai dalam pembelajaran di kelas, tetapi juga menerapkan aksi nyata, misalnya dalam mata kuliah Pengantar Technopreneurship. “Kami menerapkan extraordinary program, out of the box activity,” ucap profesor lulusan Jerman itu.

Hal lain yang menjadi penilaian adalah pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi. Dalam hal ini, ITS telah memilki jaringan intranet yang reliable dengan konektivitas antar unit menggunakan serat optik. Selain itu, bandwith yang disediakan oleh Badan Teknologi dan Sitem Informasi (BTSI) mencapai 20 kbps per mahasiswa. Namun, Herman mengakui, ITS masih terkendala dalam pembiayaan peningkatan jumlah maupun pembaharuan fasilitas, seperti laboratorium riset.

Standar terakhir adalah penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama. Melalui program di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), ITS telah menerapkan Lab Based Education (LBE) serta perluasan kerjasama internasional maupun industri. Di samping itu, ITS juga memilki iklim keilmiahan yang kondusif, dibuktikan dengan banyaknya minat mahasiswa mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “Berturut-turut, kita selalu menghasilkan jumlah proposal PKM terbanyak, ini adalah rekor yang mengagumkan,” ujarnya bangga.

Berangkat dari pencapaian itu, ITS juga telah merancang strategi untuk memperbaiki kualitas institusi. Yaitu melalui peningkatan jumlah dan kualitas mahasiswa pascasarjana. Menurutnya, pemberdayaan pascasarjana ini penting dalam memantapkan diri menuju research university. Di Tahun 2013, terjadi peningkatan dari tiga persen menjadi 15 persen, dan target selanjutnya adalah 20 persen. “Melalui beasiswa dari pemerintah, seperti Fast Track, Fresh Graduate, dan LPDP, mampu meningkatkan minat mahasiswa melanjutkan studi pascasarjana, dan itu sangat membantu,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement