Kamis 27 Feb 2014 16:05 WIB

Mengenali Tipe Anak Dan Cara Belajarnya (1)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Sesuaikan cara belajar anak dengan usia dan tipe kepribadiannya.
Foto: Audy Alwi/Antara
Sesuaikan cara belajar anak dengan usia dan tipe kepribadiannya.

REPUBLIKA.CO.ID, Cara belajar anak perlu disesuaikan dengan usianya. Memberikan pelajaran pun kemudian harus sesuai dengan tahapan usia anak.

Psikolog Anak, Ine Indriani, mengatakan, anak memiliki cara belajar yang berbeda tergantung dari usianya. Anak usia balita, TK, hingga SD kelas satu dan dua, masih senang bermain. Karena pemikiran mereka masih konkret, tipe belajar yang cocok untuk mereka adalah belajar sambil bermain.

Sedangkan anak SD kelas tiga sampai enam, mereka lebih abstrak pemikirannya. Sudah bisa hafalan, sudah bisa serius duduk dan diam.

Berbeda dengan anak SMP dan SMA, mereka ada yang senang belajar sendiri dan ada yang senang belajar berkelompok. “Sebenarnya anak SD kelas 5 dan 6 juga sudah ada yang mulai senang belajar sendiri atau berkelompok,” katanya menambahkan. Menurutnya, anak semakin besar semakin mengenal dirinya tipe belajar seperti apa.

Selain dilihat dari usia, lihat pula kesiapan anak. Makanya, ketika anak mau masuk sekolah, dilakukan tes terlebih dahulu. Misalnya, tes IQ. Karena sekolah berkaitan dengan akademis, IQ harus minimal rata-rata. Jika yang tidak memenuhi nilai IQ, perlu pembelajaran khusus.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam belajar bagi anak adalah emosinya. Lihat apakah anak punya masalah emosi atau tidak. Jika ada masalah emosi, pahami emosi anak. Lihat pula kondisi mood anak. Seperti apa mood anak saat ini. Karena motivasi belajar juga memengaruhi mood anak.

Selanjutnya, lihat kemampuan sensorik, motorik kasar anak. Lihat apakah anak sudah siap atau belum? Jika kemampuan sensorik dan motorik belum bagus, anak akan sulit berkonsentrasi. Anak akan tidak bisa diam dan matanya melihat ke mana-mana. Tidak fokus.

Jika kesiapan belajar anak sudah matang, lanjutnya, proses belajar akan lancar. Lalu, apakah anak perlu ditemani belajar? Menurut Ine, kalau anak sudah mandiri, tidak perlu ditemani atau diingatkan belajar. Anak akan dengan sendirinya belajar.

Kemudian, yang penting dilakukan orang tua adalah memotivasinya. Sesuaikan dengan perkembangan anak dan gaya belajar anak. Ada yang senang ditemani, tapi ada pula yang senang belajar sendiri. Ada pula yang senang dengan les, ada yang senang dengan pujian.

“Kalau nilai bagus boleh dipuji. Jika nilai jelek, jangan dimarahi. Tapi, perbaiki dan beri solusi,” papar Ine.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement