Selasa 11 Feb 2014 10:30 WIB

Menghilangkan Luka Anak Korban Bencana

Memeluk anak korban bencana membantu mereka menghilangkan trauma sekaligus memberi kekuatan untuk bertahan.
Foto: Anis Efizudin/Antara
Memeluk anak korban bencana membantu mereka menghilangkan trauma sekaligus memberi kekuatan untuk bertahan.

REPUBLIKA.CO.ID, Semua anak memerlukan kasih sayang dalam bentuk sentuhan fisik. Jangan heran bila terdapat program menggendong bayi di panti asuhan yang secara rutin dilakukan oleh ibu-ibu yang bersuamikan ekspatriat Jepang di Jakarta. Memberi pelukan memang dahsyat, karena rasa disayang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia apa pun latar belakang dan kondisi ekonominya.

Dalam kasus daerah konflik atau bencana, pekerja sosial Roestien Ilyas mengatakan selalu memecah kedinginan situasi dengan sentuhan fisik. ''Ketika Merapi meletus aku telepon mahasiswa mahasiswi relawan minta mereka datang ke anak-anak daerah bencana dengan membawa gunting kuku untuk yang laki dan sisir untuk yang perempuan,'' katanya.

Gunting dan sisir kemudian dijadikannya medium untuk menghampiri anak-anak korban bencana. Melalui sisir, kakak mahasiswi menyentuh rambut anak-anak perempuan. ''Dari situ pembicaraan terbuka, tentang apa yang mereka rasakan akibat bencana.''

Hal serupa pernah pula dilakukannya saat tsunami menerjang Aceh. Sejumlah bayi yang terkubur pasir diterbangkan ke Jakarta untuk mendapat bantuan medis. Usai mereka diperiksa,  Roestin mencari relawan orang Aceh dengan tugas memegang tangan bayi-bayi tersebut selama di rumah sakit. Tujuannya, agar saat terbangun bayi merasa nyaman karena ada orang di sisinya dan bicara dalam bahasa yang mereka familiar.

Menurut Roestien, usapan di kepala atau sekadar mengelus punggung anak yang bermasalah selalu membantu meredakan amarahnya. ''Pelukan itu memberi rasa nyaman di anak, meski sebentar,'' katanya melanjutkan. Sedang memeluk juga membantu mengatasi rasa takut pada anak.

Anak yang jarang mendapat pelukan cenderung tumbuh sebagai pribadi dengan kepribadian yang lebih kejam dan tak peduli terhadap sesama. Sebaliknya, mereka yang biasa dipeluk akan cenderung lebih mudah memunculkan rasa kasih sayang terhadap orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement