Sabtu 01 Feb 2014 21:56 WIB

Awas, Perempuan Jangan Salah Pilih Caleg

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Mansyur Faqih
Bendera Parpol Peserta Pemilu 2014
Foto: Adhi Wicaksono/ Republika
Bendera Parpol Peserta Pemilu 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum perempuan diingatkan agar tidak salah pilih dalam memilih caleg. Apalagi, saat ini banyak caleg yang tebar pesona untuk memenangkan pemilu. 

"Awas perempuan jangan salah pilih caleg. Sebab sekali salah, maka kekecewaan yang ditanggung selama lima tahun," kata Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan Wahidah Rustam di Jakarta, Sabtu (1/2).

Karenanya, ia pun memberikan pendidikan politik bagi enam ribu perempuan marjinal agar mereka tidak salah memilih caleg. Pendidikan itu diberikan melalui diskusi di empat wilayah. Yakni  Aceh, Sulawesi Selatan, Jakarta, dan Jawa Timur.

Yang disasar yaitu perempuan marjinal yang punya hak pilih dan terpinggirkan. Seperti pemulung, pengemis, pembantu rumah tangga, buruh migran, petani, nelayan, pekerja seks komersial, ibu rumah tangga dari keluarga miskin, juga ODHA. 

Ia menjelaskan, pendidikan politik yang diberikan antara lain bagaimana memilih caleg yang baik dan memiliki visi untuk kepentingan kaum perempuan. Kemudian, memantau agar tidak ada kecurangan dalam pemilu, mengawal suara mereka, juga menagih janji jika caleg yang dipilih menang. "Jangan sampai perempuan hanya memberi suara, tapi calegnya ingkar janji,"ujarnya.

Peneliti Riset Center for Politic and Goverment, Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) UGM Utan Parlindungan juga meminta agar perempuan tidak salah pilih. Ini bisa dilakukan menggunakan teknik political tracking. Yaitu mencari tahu latar belakang caleg yang akan dipilih.

Caranya, terang Utan, menelusuri aktivitas politiknya di masa lalu, sekarang dan yang akan datang melalui visi misi caleg. Misalnya, apakah caleg pernah melakukan KDRT atau tidak. Kemudian, apakah ia berpoligami sehingga istrinya merasa disakiti atau tidak. 

"Semua itu bisa dilihat melalui penelurusan rekam jejak sang caleg. Seorang calon pemimpin yang baik, pasti memiliki jejak yang baik," kata Utan.

Menurutnya, memilih caleg yang baik bisa dilakukan dengan  melihat dan mendengar isi kampanye cale. Selain itu juga melakukan diskusi dengan tokoh masyarakat dan tokoh yang dianggap mengerti politik untuk memahami siapa caleg yang akan dipilih.

"Namun jangan sampai terjebak berdiskusi dengan tim sukses kampanye caleg tertentu. Sebab pasti mereka tidak akan objektif," ujar Utan.

Selain mencatat, paparnya, juga perlu untuk menyimpan informasi tentang caleg yang maju. "Misalnya caleg A punya masa lalu kurang baik, terbukti melakukan pelecehan seksual dan lainnya, itu bisa dicatat lewat handphone untuk mengingatkan agar tidak memilih caleg tersebut di hari H pencoblosan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement