Selasa 21 Jan 2014 11:47 WIB

Simpanse Gunakan Isyarat untuk Berburu Makanan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Joko Sadewo
Simpanse (ilustrasi)
Foto: YouTube/The Human Society
Simpanse (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GEORGIA -- Tim peneliti dari Pusat Studi Bahasa Georgia State University mengamati dua simpanse terlatih berkomunikasi dengan manusia untuk mencari makan. Hasil pengamatan ini menjadi bukti primata juga bisa menggunakan bahasa isyarat untuk mendapatkan tujuan yang khusus.

Tim menyusun tugas yang menuntut adanya koordinasi antara simpanse dan manusia untuk menemukan sepotong makanan yang disembunyikan di luar ruangan. Orang tersebut tidak tahu di mana makanan disembunyikan. Simpanse kemudian menggunakan gerakan seperti menunjuk untuk membimbing orang itu mencari makanan.

Charles Menzel, seorang ilmuwan peneliti senior di Pusat Penelitian Bahasa mengatakan desain dari percobaan dengan skenario "simpanse sebagai sutradara" menciptakan cara-cara baru untuk mempelajari primata tersebut.

"Hal ini memungkinkan simpanse mengkomunikasikan informasi dengan cara yang mereka pilih, tetapi juga mengharuskan mereka memulai dan bertahan dalam komunikasi," kata Menzel, seperti dilansir Science Daily akhir pekan lalu.

Para simpanse menggunakan gerakan untuk mendapatkan bantuan dari orang lain yang tidak mempunyai informasi dan mengarahkan orang ke benda yang tersembunyi dalam jarak 10 atau lebih meter.

Karena keterbukaan paradigma ini, temuan menggambarkan tingginya tingkat intensionalitas yang mampu dicapai simpanse  termasuk penggunaan gerakan. Menzel mengatakan studi ini menambah pemahaman kita tentang seberapa baik simpanse dapat mengingat dan berkomunikasi tentang lingkungan mereka.

Anna Roberts dari University of Chester mengatakan temuan ini penting. Menurutnya, penggunaan gerak tubuh untuk mengkoordinasikan kegiatan bersama, seperti menemukan makanan mungkin telah menjadi bangunan penting dalam evolusi bahasa.

Makalah "Chimpanzees Modify Intentional Gestures to Co-ordinate a Search for Hidden Food" telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications. Penelitian ini didukung oleh The Leakey Foundation, Wenner-Gren Foundation, National Institutes of Health, Economic and Social Research Council, British Academy, Carnegie Trust for the Universities of Scotland dan University of Stirling.

sumber : Science Daily
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement