Senin 20 Jan 2014 19:24 WIB

Tanggapan PPI India Atas Kunjungan Komisi X DPR RI ke India

PPI India.
Foto: PPI
PPI India.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India menanggapi serius inisiatif anggota komisi X DPR RI dalam menyusun RUU Perbukuan, setelah kunjungan rombongan para wakil Rakyat tersebut ke New Delhi, India pada tanggal 14 s/d 17 Juli 2013. Tanggapan tersebut dituangkan dengan mengadakan Seminar Internasional Sistem Perbukuan Indonesia dan India, dengan tema "Book Matters in Indonesia and India; Its Challenges and Potentials", pada tanggal 16 November 2013 di Hyderabad, India.

Seminar yang dibuka secara langsung oleh Duta Besar RI untuk India Bapak Rizali Inderakesuma ini mengundang pembicara terkenal dari Indonesia dan India, yaitu Bapak Ahmad Fuadi (Novelis Terkenal dan penulis Trilogi "Negeri Lima Menara"), Mr MA Sikandar (Direktur National Book Trust, India), Dr Deepa Chattopadhyay (Vice-President, Publishing, Cambrdige University Press, Hyderabad), Mr Husni Syawie (Sekjen Ikatan Penerbit Indonesia, IKAPI Pusat), Dr. Eng Son Kuswadi (Atase Pendidikan KBRI New Delhi), serta para profesor dari universitas terkenal di India. Seminar tersebut dihadiri sekitar 70 peserta yang terdiri dari para mahasiswa Indonesia di India, WNI di Kota Hyderabad, serta tamu undangan dari beberapa universitas terkenal di India.

Seminar tersebut juga mengundang Pembicara Utama yakni Wakil Ketua Komisi X DPR RI atau yang mewakili. Namun sayangnya, wakil rakyat tersebut tidak dapat hadir. Panitia sangat menyesalkan ketidak hadiran perwakilan dari Komisi X DPR RI tersebut, karena hasil seminar akan bermuara kepada para penyusun kebijakan, dalam hal ini penyusun RUU.

Seminar tersebut dibagi menjadi tiga sesi. Sesi terakhir merupakan formulasi dari hasil seminar dan diskusi bedah RUU Sistem Perbukuan Indonesia. Hasil Diskusi oleh Tim dari PPI Hyderabad baik secara meeting mingguan maupun online lewat Facebook Group dibahas di sesi ini.

Output dari Seminar menghasilkan Deklarasi Hyderabad (http://ppi-india.org/deklarasi-hyderabad-hasil-dari-seminar-internasional-sistem-perbukuan-nasional-indonesia-india16-nopember-2013/) yang berisi Kajian Ilmiah tentang usulan dan masukan kepada pemerintah RI khususnya tentang RUU perbukuan, sperti pemerataan hak membaca kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk terjaminnya hak baca tunanetra, memberi jaminan buku murah seperti di india, meningkatkan kesjahteraan penulis, mengharuskan pemerintah untuk memegang kendali penuh pasar perbukuan sehingga tidak terjadi monopoli perbukuan, meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya, yang selanjutnya diteruskan ke Komisi X DPR RI serta pihak-pihak terkait pembuat kebijakan tentang Perbukuan Nasional. Rangkaian acara dalam seminar tersebut disiarkan secara langsung oleh Radio PPI Dunia, dan dirilis oleh RRI Pro2 FM Jakarta, serta beberapa media di Kota Hyderabad.

Hasil Seminar yang berupa Deklarasi Hyderabad tersebut juga didukung penuh oleh seluruh Perhimpunan Pelajar Indonesia Se-Dunia melalui Simposium Internasional PPI Dunia yang merupakan forum tertinggi organisasi tersebut, yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 27 - 30 November kemarin. Pada simpusium PPI Dunia bangkok kemarin, PPI India melalui wakilnya sdr Wildan Muttaqin, menitipkan Deklarasi Hyderabad kepada Menpora Roy Suryo, yang berjanji akan meneruskan deklarasi ini kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dikarenakan Mendikbud yang dijadwalkan hadir  dalam acara tersebut ternyata berhalangan.

Deklarasi Hyderabad kemudian disampaikan melalui email kepada Bapak Utut Adianto melalui selaku Wakil Ketua Komisi X DPR RI, namun sampai sekarang belum mendapatkan Jawaban. Perhimpunan Pelajar Indonesia India sangat serius menanggapi urusan perbukuan di Indonesia, mengingat para pelajar dan Mahasiswa Indonesia di sini sangat kagum terhadap betapa murahnya buku di india sehingga tidak sedikit dari pelajar indonesia di india yang membawa buku ber puluh puluh kilo karena buku di indonesia dengan entitas yang sama dan dari Penerbit asing terkenal, harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan buku yang ada di india.

Perhimpunan pelajar indonesia india juga mendesak agar RUU perbukuan ini segera disahkan, dengan mempertimbagkan Deklarasi Hyderabad yang merupakan Kajian Ilmiah tentang usulan dan masukan kepada pemerintah RI khususnya tentang RUU perbukuan, sehingga rakyat dapat segera menikmati buku murah. Seberapa serius para wakil rakyat kita memperjuangkan pendidikan Indonesia, terutama terkait perbukuan di Indonesia yang merupakan jendela ilmu tersebut. Mengingat RUU tersebut telah lama dirancang. Kita lihat saja! Semoga menjadi kado terbaik buat bangsa ini dari para Wakil Rakyat sedang menghabiskan beberapa bulan masa jabatan mereka. 

(Red. PPI India)

Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement