Rabu 15 Jan 2014 15:32 WIB

Ogah Bangkrut Gara-Gara Jatuh Sakit? Simak Ini

Asuransi Kesehatan
Foto: blogspot.com
Asuransi Kesehatan

REPUBLIKA.CO.ID, Asuransi kesehatan merupakan salah satu instrumen penting dalam memproteksi diri dari pertanggungan tingginya biaya kesehatan. Perencana keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari mengatakan, sebenarnya idealnya setiap orang perlu memiliki asuransi kesehatan. Tak terkecuali anak-anak. 

Saat ini, ada produk asuransi yang digabung dengan investasi atau biasa disebut unitlink. Tapi, Tejasari menilai produk asuransi kesehatan murni lebih baik dipilih ketimbang unitlink. “Karena, preminya lebih murah dan manfaatnya lebih tepat.” 

Asuransi kesehatan yang tersedia di Tanah Air saat ini hanya mencakup klaim biaya kesehatan sesuai yang diperjanjikan. Misalnya, biaya dokter, obat, dan kamar ra wat inap. Tejasari menyarankan, jika seseorang hendak mencari asuransi kesehatan, pilihlah produk yang mencakup seluruh biaya. 

Penggantian biaya perawatan kesehatan tersebut biasanya terdiri atas dua jenis, yakni lewat sistem reimburse atau membayar dengan uang sendiri terlebih dahulu kemudian diganti pihak asuransi atau dengan memakai kartu. “Sistem reimburse umumnya preminya lebih murah, tapi konsekuensinya kita harus membayar lebih dulu. Sedangkan, jika menggunakan sistem kartu, semua sudah diurus, sehingga pengguna tidak perlu repot,” ucapnya. 

Untuk menentukan berapa jumlah premi bulanan atau tahunan yang sesuai, umumnya orang memilih berdasarkan tingkat kemampuan atau sisa uang setiap bulan. Padahal, cara ini tak sepenuhnya tepat. Sebaiknya, besaran premi ditentukan melalui penghitungan tingkat risiko, usia, jenis kamar, rumah sakit yang dikehendaki, dan riwayat kesehatan keluarga. 

Gaya hidup seperti kebiasaan merokok pun dapat memengaruhi besaran premi. Bila informasi sudah terkumpul, penghitungan premi yang sesuai dapat dilakukan menggunakan rumus yang tersedia di setiap perusahaan asuransi. Artinya, sebelum mengajukan asuransi kesehatan, pastikan telah menentukan pelayanan kesehatan yang diinginkan. Kemudian, baru lakukan penghitungan keuntungan lain untuk turunannya. Di antaranya, harga operasi kecil, sedang, dan besar, juga pemeriksaan dokter. 

Tejasari menyarankan pula untuk tidak mudah terbuai janji manis produk asuransi. Bandingkan saja dulu beragam asuransi kesehatan yang ditawarkan, baru kemudian memperhatikan polisnya dengan benar dan memilih sesuai kebutuhan. 

Mereka yang sudah mendapatkan asuransi kesehatan dari tempatnya bekerja juga tidak berarti tidak memerlukan asuransi kesehatan pribadi. Tejasari menganjurkan memiliki asuransi kesehatan pribadi bila asuransi dari tempat bekerja diyakini tidak mencukupi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement