Selasa 14 Jan 2014 09:57 WIB

Diet Justru Bikin Gemuk, Kok Bisa?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endah Hapsari
Lakukan diet sehat dengan makanan seimbang dan olahraga
Foto: metro-medispa.com
Lakukan diet sehat dengan makanan seimbang dan olahraga

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Makanan selalu disalahkan sebagai penyebab obesitas alias kegemukan. Ini berbeda dengan tinjauan riset yang dilakukan 31 orang peneliti diet dunia yang dituangkan dalam sebuah buku karya John Talbott dan Nicole Avena.

Peneliti menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang menjalani diet justru semakin bertambah berat badannya. Satu penjelasan yang logis adalah perubahan hormonal akibat kebiasaan diet membuat selera makan menjadi berantakan. Sebuah penelitian di Australia pada 2011 menunjukkan kadar hormon itu akan tetap berantakan dan belum normal meski Anda menjalani diet setahun penuh.

"Akibatnya, leptin (hormon yang mengatur nafsu makan) jatuh, dan grelin (hormon yang merangsang nafsu makan) naik. Itu akan terjadi setelah Anda mengalami penurunan berat badan beberapa bulan usai diet," ujar Josep Proietto, salah satu peneliti sekaligus tim penulis buku tersebut, dilansir dari the Guardian, Selasa (14/1).

Universitas Columbia melakukan riset kepada responden yang diet karena ingin menurunkan 10 persen berat badan mereka. Mereka memilih untuk berdiet,  kemudian disajikan setumpuk makanan, sementara otaknya discanner yang terhubung ke FMRI. Mereka kemudian diberikan rangsangan leptin.

Apa hasilnya? Aktivitas otak mereka menunjukkan bahwa responden yang berdiet itu menanggapi makanan-makanan lezat itu dengan bagian emosional otak mereka. 

Proietto memaparkan jauh lebih baik dan lebih mudah bagi Anda untuk mencoba memperbaiki pola makan Anda menjadi lebih sehat, ketimbang melakukan diet tiba-tiba, apalagi diet ekstrem dengan mengubah porsi makanan. Sebuah penelitian membandingkan mereka yang melakukan diet 20 pekan dengan mereka yang melakukan pengaturan pola makan sehat secara bertahap selama 40 pekan. Hasilnya? Mereka yang menjalani selama 40 pekan lebih bisa mengurangi berat badannya dan lebih mampu mempertahankan berat badan barunya itu, ketimbang mereka yang diet 20 pekan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement