Senin 13 Jan 2014 18:17 WIB

Pemimpin Muda, Ini yang Dibutuhkan Indonesia

Pemilu 2014

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengamat politik dari Universitas Sumatra Utara, Dr Warjio MA, mengatakan sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh kalangan muda dan memiliki keberanian mengambil keputusan "tidak populer" demi kemajuan bangsa.

"Ini memang perspektif baru yang sengaja di populerkan oleh sebagian kalangan demi memunculkannya calon-calon pemimpin bangsa, dalam hal ini calon presiden dari kalangan muda," katanya di Medan Senin (13/1).

Ia mengatakan sejarah juga sudah membuktikan bahwa bangsa ini pernah dipimpin oleh kalangan muda, seperti Sukarno dan Hatta yang usianya masih relatif muda ketika menjadi presiden dan wakil presiden di awal-awal kemerdekaan Indonesia.

Demikian juga dengan mantan Presiden Suharto yang usianya juga masih sangat muda ketika mengemban amanah sebagai orang nomor satu di Indonesia. Ditangan pemimpin-pemimpin muda itu pula bangsa ini mencapai berbagai kemajuan di segala bidang, bahkan mampu menjadi salah satu negara yang cukup disegani di dunia.

"Artinya, Indonesia butuh pemimpin muda yang tegas dan mampu kembali mengangkat bangsa ini dari keterpurukan. Beri kesempatan kalangan muda untuk membuktikan ini," katanya.

Meski demikian, menurut dia, yang tidak kalah pentingnya sebelum menejatuhkan pilihan pada sosok calon presiden, perlu juga dilihat kapasitas dan kapabilitas sang calon karena pilihan itu menentukan nasib bangsa ini lima tahun ke depan. "Jangan lihat calon itu sesaat saja, melainkan harus juga dilihat latar belakangnya, apa saja yang sudah diperbuatnya selama ini untuk bangsa ini," katanya.

Sebelumnya Survei Institut Riset Indonesia merilis bahwa bakal calon presiden dari kalangan muda merupakan magnet untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilu 2014. "Apabila capres di bawah 55 tahun maju tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,86 persen sedangkan kalau capres di atas 55 tahun maju tingkat partisipasi pemilih 63,36 persen," kata peneliti INSIS, Mochtar W Oetomo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement