Jumat 03 Jan 2014 05:10 WIB
Peralihan Terminal Lebak Bulus

Lebak Bulus Steril dari Bus AKAP

Terminal Lebak Bulus
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Terminal Lebak Bulus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mulai 7 Januari 2013, Terminal Bus Lebak Bulus tidak lagi melayani bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Terminal ini hanya akan menjadi tempat pemberhentian terakhir bagi angkutan kota dan bus Transjakarta.

Mulai pekan depan, di terminal ini akan dimulai pengerjaan fisik proyek transportasi massal mass rapid transit (MRT). Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, untuk kelancaran pembangunan MRT, fungsi terminal terpaksa dikurangi. 

“Sebagai gantinya, bus AKAP akan dipindahkan ke terminal-terminal lain di Jakarta,” kata Pristono dalam konferensi pers di Hotel Pullman, Kamis (2/1). Untuk bus AKAP yang melayani rute Sumatra dan Banten, akan dipindahkan ke Terminal Kali Deres.

Sementara, bus AKAP yang melayani rute Pulau Jawa dialihkan ke Terminal Kampung Rambutan. Untuk bus AKAP yang melayani rute Pulau Bali dan Nusa Tenggara, sambung dia, akan dipindahkan ke Terminal Pulogadung.

Bus-bus AKAP itu sebagian juga akan ditempatkan di Terminal Pulo Gebang setelah akses tol selesai. Menurut dia, penutupan layanan bus AKAP di Terminal Lebak Bulus tersebut akan berlangsung permanen. Sebab, kata dia, luas terminal yang kecil sebenarnya sudah tidak layak melayani bus-bus besar.

Pristono juga menanggapi penolakan sopir terhadap kebijakan baru tersebut. Menurut dia, sosialisasi mengenai penutupan layanan bus AKAP di Terminal Lebak Bulus sudah dilakukan sejak setahun lalu.

“Kalau ada yang protes, kami akan hadapi. Akan kami jelaskan bahwa pemindahan ini untuk kepentingan yang lebih besar. Lagi pula, mereka kan tidak kehilangan pekerjaan,” jelas dia.

Meski sudah mengetahui perihal pemindahan terminal, awak bus AKAP tetap meminta kepastian pada pemerintah. Surat pengosongan Terminal Lebak Bulus per 6 Januari 2014 sudah diketahui oleh sebagian besar awak bus AKAP. Namun, mereka mengaku masih kebingungan.

Sumardi, perwakilan dari Koperasi Karyawan Bus AKAP, mengatakan sangat keberatan dengan kebijakan pengosongan terminal tersebut. “Kita sebagai warga Lebak Bulus mendukung program pemerintah, tapi ya pastikan dulu pengganti terminalnya,” kata Sumardi saat ditemui di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (2/1).

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang akan memindahkan akses dari Lebak Bulus menuju Terminal Kampung Rambutan ataupun Kalideres bukan solusi bagi para karyawan bus. Solusi yang baik, kata dia, seharusnya dengan mencarikan tempat di Jakarta Selatan juga sebagai pengganti Terminal Lebak Bulus.

Seorang pegawai Perusahaan Otobus (PO) lainnya,Wibowo, mengatakan, jika terminal Lebak Bulus dihilangkan, pemerintah harus menyediakan solusi yang tepat bagi semua pihak. Ia menuturkan, banyak orang yang bergantung pada lahan ini. Menurut dia, awak bus belum mendapat kepastian soal lokasi pemindahan bus.

Selain awak bus, para pedagang di terminal ini juga merasa khawatir. Rumanti, pedagang minuman di terminal ini, mengaku, pembelinya sebagian besar adalah penumpang dan awak bus AKAP. “Saya berharap pemerintah bisa membuka terminal lain yang tidak jauh dari sini,” tuturnya.

Hilangnya terminal yang selalu mendapatkan penghargaan Adipura ini juga membuat penumpang bertanya-tanya. Andi, ibu rumah tangga asal Malang, Jawa Timur, mengaku terminal ini letaknya strategis. Ia pun selalu naik bus dari sini untuk pulang ke kampung halamannya. Selain itu, fasilitas di Terminal Lebak Bulus dinilainya cukup bagus dibanding terminal bus lain. 

Sebagian pengguna angkutan umum juga belum mengetahui bahwa Terminal Lebak Bulus akan segera ditutup. Nandar (26 tahun) mengaku belum mengetahui program pemerintah ini. Ia kini harus naik bus dari Terminal Kampung Rambutan untuk pulang ke Tasikmalaya. n c01/c56 ed: wulan tunjung palupi  

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement