Senin 16 Dec 2013 15:29 WIB

Indonesia Gagal, Singapura Cetak Sejarah Marathon SEA Games

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Mansyur Faqih
Atlet lari Indonesia, Yahuza
Foto: Antara
Atlet lari Indonesia, Yahuza

REPUBLIKA.CO.ID, Naypyitaw -- Indonesia gagal mempertahankan emas marathon di SEA Games 2013. Kontingen Merah Putih bahkan tidak mampu mendapat satu pun medali, baik di kategori putra mau pun putri. 

Dua pelari marathon putra yakni Yahuza dan Nikolas Albinus tak mampu menembus tiga besar saat finis di Wunna Theikdi Indoor Stadium, Naypyitaw, Senin (16/12). Nikolas berada di urutan lima dengan catatan waktu 2 jam 33 menit 32 detik.

Sedangkan Yahuza yang merupakan peraih emas di SEA Games 2011 tercecer di urutan tujuh dengan catatan waktu 2 jam 36 menit 32 detik. Yahuza mengaku kecewa lantaran gagal mempertahankan emas. Menurutnya, ada kesalahan antara dirinya dengan Nikolas. 

Diungkapkan Yahuza, ia bersama Nikolas sudah menyusun strategi dengan menempatkan Nikolas di depan, sementara dia di belakang. "Ketika ada lawan yang mengikuti, Niko saya suruh kabur," ujarnya. 

Tapi ternyata, ungkap dia, lawan tersebut justru mampu meninggalkan Niko lebih jauh. Sementara Yahuza akhirnya tak mampu mengejar. 

"Ini diluar dugaan karena lawan mampu mengungguli jauh. Padahal ini stragei yang kita pakai saat SEA Games dua tahun lalu. Tapi saya tidak mau menyalahkan Nikolas, ini kesalahan saya juga," ujarnya. 

Medali emas jatuh ke tangan Singapura setelah pelari andalannya Mok Ying Ren finis terdepan dengan catatan waktu 2 jam 28 menit 36 detik. Pelari Myanmar Thaun Aye meraih perak (2 jam 29 menit 50 detik), sedangkan pelari Filipina Kuniaki Takizaki mendapat perunggu dengan catatan waktu 2 jam 30 menit 30 detik. 

Bagi Singapura, emas ini menjadi kebanggan yang luar biasa. Sebab, ini pertama kalinya Singapura menjadi juara marathon  di ajang SEA Games setelah terakhir kali meraihnya pada 1983. "Tak menyangka bisa meraih emas. Padahal saya sudah sangat lelah pada 5 km tersisa," ungkap Mok Ying Ren. 

Indonesia juga gagal di kategori putri. Pelari Meri Mariana Paijo bahkan tidak mampu mecapai garis finis. Meri harus menyerah di tengah perlombaan karena mengalami cedera. Medali emas direbut Vietnam, sedangkan perak dan perunggu diraih  Myanmar. 

Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tigor Tanjung, belum bisa memberikan keterangan pasti mengenai cedera yang dialami Meri. "Saya belum mendapat laporan pasti. Tapi yang pasti dia harus mendapat pertolongan dari tim medis," ujarnya. 

Dengan gagalnya Meri, maka Indonesia tidak dapat mempertahankan emas yang diraih pelari Triyaningsih pada SEA Games 2011. Pada SEA Games kali ini, Triyaningsih harus absen di nomor marathon karena jeda waktu dengan perlombaan nomor lari 5.000 meter dan 10.000 meter yang akan diikuti Triyaningsih, hanya berselang satu hari. 

Tigor mengatakan kegagalan meraih medali di nomor marathon harus menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki diri. "Kita harus akui bahwa lawan-lawan kita lebih baik," tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement