Rabu 04 Dec 2013 05:55 WIB
Kasus Hambalang

Peran Bu Pur di Kasus Hambalang Diungkap

Pembangunan Stadion Hambalang di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor.
Foto: Antara/Jafkhairi
Pembangunan Stadion Hambalang di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Sylvia Sholeha alias Bu Pur yang disebut sebagai orang dekat keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait dugaan korupsi proyek kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, dibeberkan. Dua saksi memaparkan, Bu Pur melobi dua kementerian sekaligus untuk memuluskan tender dan pendanaan proyek tersebut.

Salah satu peran Bu Pur dalam kasus Hambalang diungkap mantan direktur pemasaran PT Anak Negeri (anak perusahaan PT Permai Group milik M Nazaruddin) Mindo Rosalina Manulang di Pengadilan Tipikor, Selasa (3/12). Ia diperiksa sebagai saksi atas terdakwa Deddy Kusnidar yang saat proyek berlangsung menjabat kabiro perencanaan Sekretariat Kemenpora.

Perempuan yang biasa disapa Rosa itu menuturkan, proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) di Hambalang diperebutkan sejumlah pihak pada 2010. Selain kubu M Nazaruddin, melalui perusahaannya Rosa menyebut mantan ketua umum Demokrat Anas Urbaningrum dan mantan menpora Andi Mallarangeng ikut bermain.

Selain itu, Rosa menyebut satu kubu lain yang ikut memperebutkan proyek, yaitu Ibu Pur. "Itu yang dibilang Ibu Pur juga pengen. Jadi banyak (kubu)," kata Rosa, saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. Untuk proyek di Hambalang itu, Rosa mengaku diminta Nazar untuk mengurus pemenangan. Tapi, setelah mengeluarkan dana sekitar Rp 10 miliar, menurut dia, perusahaan Nazar tidak mendapatkan bagian dari proyek di Hambalang.

Nazar kemudian meminta Rosa untuk bertemu dengan mantan sekretaris menpora Wafid Muharram. Tujuannya, untuk mendapatkan proyek pengadaan peralatan Hambalang. Namun, ketika menyampaikan permintaan Nazar, Wafid mengatakan, proyek pengadaan alat sudah menjadi “jatah” pihak lain. “(Wafid mengatakan) aduh mohon maaf, Bu pur sudah ke sini,” kata Rosa.

Rosa kemudian bertanya soal sosok Bu Pur pada Wafid karena harus melaporkan kembali kepada Nazar. “Dia dari kepala rumah tangga Cikeas. Sampaikan saja ke bosmu," ujar Rosa mengutip Wafid. Rosa kemudian melaporkan dan meminta Nazar mengecek kebenaran informasi Wafid. Rosa tak menerangkan hasil konfirmasi Nazar. Meski begitu, ia mengatakan, Nazar keesokan harinya meminta Rosa menghentikan upaya memenangkan tender. n irfan fitrat/esthi maharani ed: fitriyan zamzami

Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement