Rabu 13 Nov 2013 09:03 WIB

Cantiknya Busana Muslimah Khas Indonesia

Peragaan busana muslim (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra
Peragaan busana muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut perancang busana Muslimah, Nuniek Mawardi, dengan perkembangan mode pakaian Muslimah saat ini jilbab kini tidak sekadar hijab, tetapi menjadi tren yang membius semua lapisan. Muslimah pun disuguhi beragam mode, mulai dari yang jilbab sederhana, smart, hingga model tumpuk-tumpuk dikombinasi dengan warna colourful ala sosialita. “Begitulah tren di Indonesia,” katanya. 

Tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa dibilang bagus atau norak. Karena, sulit mengarahkan yang bagus seperti ini atau itu. “Semua itu berkaitan dengan taste masing-masing,” papar Nuniek Mawardi yang terjun sebagai perancang busana Muslimah sejak 1992.

Dari beragam tren busana Muslimah tersebut, lanjut Nuniek, yang utama harus tetap Islami. Karena busana Muslimah memiliki karakter tersendiri, yakni tidak mencetak tubuh, bahannya tidak tipis, dan tujuan hijab bukan untuk menarik perhatian. “Ini yang harus diperhatikan perancang,” katanya.

Nuniek optimistis, mode busana Muslimah lokal akan digandrungi pula Muslimah dunia. Ia bertutur soal pengalamannya di Paris, Prancis. Mayoritas Muslimah mengenakan pakaian serbahitam atau abu-abu. Mereka mengaku bosan dengan pakaiannya tersebut. Busana Muslimah Indonesia bisa menjadi alternatif sesuai yang diinginkan mereka. Karena, busana Muslimah karya perancang Indonesia cantik, menarik, berwarna, dan tetap Islami. “Hijabnya pun bisa dimodifikasi,” tuturnya.

Ketertarikan Muslimah Paris itu, sambungnya, cukup kompleks, tak hanya pada satu hal. Mereka takjub dengan aksesori tambahan, seperti gulungan rambut panjang, terlebih dengan corak dan mode busana Muslimah Indonesia yang sangat trendi. 

Produk dalam negeri tetap mampu bersaing. Tinggal bagaimana mengarahkan agar rancangan tersebut sesuai selera internasional. Muslimah Afrika suka motif serta berwarna terang, Jepang menyukai bahan yang ramah lingkungan serta handmade, sedangkan Malaysia dan Brunei tertarik dengan mode glamor. “Kita siap berkompetisi,” ujarnya. 

Ke depan, ia optimistis, karya anak bangsa mampu tembus pasar dunia. Ini karena karakteristik produk yang khas Indonesia. Busana Muslimah Indonesia semakin eksklusif dengan sentuhan sulaman, kain tenun, batik, dan lainnya sehingga menjadi unik. “Tinggal dukungan aktif pemerintah untuk mempromosikan,” kata anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement