Sabtu 09 Nov 2013 10:32 WIB

Terapi Ini yang Bisa Sembuhkan Disfungsi Ereksi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Endah Hapsari
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi
Foto: militarymentalhealth.org
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa hal baru dalam terapi disfungsi ereksi di antaranya adalah ditemukannya obat minum yang baru dan terapi gen. Namun, kedua hal tersebut masih terbatas pada uji coba, belum dapat dijadikan suatu bentuk terapi yang teruji. Terapi terbaru dalam bidang disfungsi ereksi yang sudah dilakukan uji cobanya adalah Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT).

Berbeda dengan terapi lainnya, LI-ESWT atau terapi kejut (penembakan) dengan gelombang intensitas rendah yang dapat mengembalikan kemampuan ereksi spontan tanpa operasi atau noninvasif (tanpa operasi). Kelebihannya, terapi ini tidak menimbulkan nyeri serta pasien mempunyai harapan tidak perlu lagi mengonsumsi obat apabila akan melakukan hubungan seksual.

Urolog senior FKUI RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Nur Rasyid SpU menjelaskan, penggunaan teknik ESWT pada dasarnya dilakukan dengan penembakan gelombang kejut intensitas rendah yang berdampak positif membentuk pembuluh-pembuluh darah baru. Pada 2010, suatu studi ESWT dilakukan pada bidang urologi dengan sampel penelitian adalah pria yang merespons dengan baik obat-obatan oral (PDE 5i). 

Setelah obat disetop selama sebulan, lalu mulai dilakukan penembakan ESWT pada penis (di puncak, tengah, dan pangkal) sebanyak 12 kali, selama sembilan minggu. Hasilnya, sekitar 70 persen dari sampel merespons dengan baik dan 50 persen bisa kembali ereksi spontan tanpa obat.

Penelitian lanjutan juga dilakukan pada sampel yang tidak merespons dengan baik terhadap obat oral dengan tingkat DE berat. Setelah dilakukan penembakan, sebanyak 30 persen pria dapat terjadi ereksi tanpa meminum obat dan 40 persen berhasil ereksi kembali dengan meminum obat oral PDE5i. “Dari 191 orang yang diterapi, 47 persen merespons dengan baik. Dapat dikatakan bahwa LI-ESWT ini benar-benar memberikan harapan baru pada pasien DE, yaitu kesembuhan tanpa obat,” jelas dr Rasyid.

Efek terapi ini memang tidak secepat bila menggunakan PDE-5 inhibitor. Namun, minim efek samping dan lebih tahan lama. Manfaat LI-ESWT baru terasa sekitar sembilan minggu setelah terapi. Menurut Rasyid, efeknya bisa bertahan dua tahun sampai seumur hidup, tergantung pada pola makan, istirahat, dan gaya hidup lain yang dijalani pasien. 

“Tingkat keberhasilan terapi juga bergantung pada gaya hidup penderita. Apa pun gangguannya, terapi yang dibarengi pola hidup sehat akan lebih terasa manfaatnya,” katanya. Faktor usia  tidak berpengaruh banyak pada keberhasilan terapi. 

Dia menyarankan, agar para pria tidak perlu malu berkonsultasi jika mendapati dirinya tak mampu mempertahankan ereksi penis dalam kurun waktu tiga bulan. Lantaran jika dibiarkan akan dapat menurunkan kualitas hidup pria. “DE masih dianggap bukan permasalahan utama, padahal sangat meresahkan.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement