Rabu 06 Nov 2013 07:48 WIB

15 Ribu Siswa Madrasah Unjuk Prestasi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Setelah sukses dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga dan Seni AntarPondok Pesantren Nasional (Pospenas) di Gorontalo, 24 Juni 2013, dan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (Pionir) Perguruan Tinggi Agama Islam bagi mahasiswa di Banten, 25 Agustus 2013. Kementerian Agama (Kemenag) menggelar kompetisi sains dan olahraga bagi siswa-siswi madrasah 5-9 November 2013.

Kompetisi sains madrasah (KSM) dan ajang kompetensi seni olahraga madrasah (Aksioma) yang baru pertama kali digelar ini dihelat di Kota Malang. 15 ribua siswa madrasah memadati pusat penyelenggaraan kedua ajang ini di stadion Gajayana, kota Malang. Pembukaan KSM dan Aksioma dibuka langsung oleh Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali. 

Berbagai pagelaran sebelum pembukaan dipertunjukkan. Didahului dengan devile masing-masing kontingen dari 33 provinsi se Indonesia. Menag Suryadharma Ali dalam sambutannya menegaskan, madrasah saat ini bukan lagi sekolah pelengkap, tapi madrasah saat ini jauh lebih baik.

"Bertepatan dengan momentum tahun baru hijriah ini, madrasah harus bertransformasi. Madrasah tidak hanya mencetak siswa siswi yang mampu berdoa dan berzikir saja, akan tetapi madrasah juga mampu mencetak ilmuwan dan cendikiawan," ujar Suryadharma, Selasa (5/11) malam. 

Di sinilah, kata dia, nilai lebih madrasah dari lembaga pendidikan lainnya, karena madrasah mencetak lulusan yang paripurna. Ajang KSM dan Aksioma pun dituntut harus menjadi puncak penampilan kesuksesan akademik.  Dan menjadi barometer pendidikan madrasah di daerah.

Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam menambahkan ajang KSM dan Aksioma ini juga diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas madrasah di setiap daerah. Karena ini wahana prestasi siswa madrasah di bidang sains seni dan olahraga. Termasuk memotivasi dan menumbuhkembangkan budaya sains dan kompetitif di lingkungan madrasah.

Puncak kemeriahan terlihat ketika 25 ribu siswa dan guru madrasah se Indonesia turut memenuhi stadion Gajayana, Kota Malang. Pertunjukan devile setiap kontingen menampilkan pakaian khas, semakin meriah dengan  pagelaran seni budaya khas tuan rumah Malang, Jawa Timur. Seni topeng Malangan dan pagelaran sendratari melibatkan ratusan siswa madrasah kota Malang. 

Ajang Kompetisi Sains Madrasah dan Seni olahraga ini mengikutsertakan 2515 kontingen siswa-siswi dan offisial madrasah se Indonesia. Bidang Sains memperlombakan 11 mata lomba. Diantaranya mempertandingkan dua bidang bagi Madrasah Ibtidaiyah, Matematika dan IPA.

Tiga bidang sains Madrasah Tsanawiyah, Matematika, Biologi dan Fisika dan enam bidang sains Madrasah Aliyah, Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi dan Geografi. Dalam bidang sains siswa-siswi madrasah memperebutkan 198 medali. Sedangkan bidang seni dan olahraga mempertandingkan sembilan cabang olahraga dan tujuh seni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement