Senin 28 Oct 2013 09:37 WIB

Dihantam Isu Lingkungan, Vespa Klasik Terus Bertahan

Vespa retro
Foto: uniquelot.com
Vespa retro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vespa klasik dikikis isu lingkungan. Namun para penggemarnya tetap mempertahankan skuter bermesin dua langkah alias BBM "bensin campur" itu.

"Kami (Vespa klasik) ini habis lebih disebabkan oleh regulasi. Baik regulasi internasional, isu lingkungan, serta isu global yang menyatakan sudah tidak zaman lagi motor dua tak, sudah tidak zaman motor berasap. Itu yang mengikis kami," ujar pemerhati Vespa klasik, Bambang Subiyantoyo di Jakarta.

Bagi Bambang, isu lingkungan menjadi tantangan utama eksistensi Vespa klasik. Meskipun, Vespa klasik masih eksis dan komunitas pecintanya semakin berkembang pesat di setiap kota di Indonesia.

Para skuteris saat ini juga terus mengikuti perkembangan isu-isu internasional soal larangan kendaraan yang diproduksi pada tahun 1990 ke bawah tersebut beredar di jalanan.

"Di Paris, pada 2014 akan diterapkan aturan soal pelarangan beredar di jalan bagi kendaraan 1990 ke bawah. Bagi para skuteris hal ini akan menjadi suatu keniscayaan. Hal tersebut suatu saat akan terjadi juga di Idonesia," jelas Bambang.

Eksistensi Vespa klasik di Indonesia sendiri tak lepas dari peran para penggemarnya yang mencintai Vespa vintage. Bagi mereka, motor asal Italia ini ibarat cinta kedua.

"Bagi saya, menentukan Vespa sebagai motor pilihan untuk berkendara seperti memilih calon istri. Cuma bedanya yang satu ada interaksi dua arah dan satunya lagi hanya satu arah," kata Bambang.

Ia memiliki sejumlah Vespa klasik yang setidaknya cukup untuk gonta-ganti setiap hari. Salah satu yang dimilikinya adalah Vespa 150 keluaran 1957, Vespa 125 produksi 1961 dan Vespa Congo.

Dalam lingkup skuteris juga terdapat ragam aliran Vespa. Seperti aliran race (balap), chopper, aliran rat bike dan juga aliran retro.

Menurutnya, aliran retro yang saat ini paling diminati. Karena mencerminkan Vespa dengan wujud orisinal. Mulai dari bentuk, hingga suku cadang hingga aksesorisnya.

Dia menegaskan aliran-aliran tersebut hanya soal selera. Setiap penggemar Vespa klasik boleh menentukan seleranya masing-masing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement