Rabu 16 Oct 2013 17:20 WIB

Aktivis Dunia Kecam Industri Otomotif Jerman

Mercedes Benz
Mercedes Benz

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerhati lingkungan menyuarakan kemarahan karena pemerintah Jerman berusaha meringankan batas emisi karbon di Eropa demi melindungi sektor industri otomotif.

"Parlemen Eropa harus tetap kuat dan menolak tuntutan Jerman yang hanya akan membahayakan iklim, menambah biaya konsumen dan menghambat inovasi teknologi," kata Greenpeace dilansir dari AFP.

Kanselir Jerman, Angela Merkel beralasan perlunya melindungi lapangan kerja. Sehingga ia menentang peraturan Uni Eropa yang meningkatkan batas karbon untuk mengurangi pemanasan global akibat konsumsi bahan bakar untuk mobil.

Para menteri lingkungan Uni Eropa di Luksemburg memutuskan menunda keputusan memperketat batas rata-rata CO2 menjadi 95 gram per kilometer pada 2020.

Jerman ingin batas tersebut dimundurkan hingga 2024. Bahkan, mengusulkan peraturan itu hanya berlaku bagi 80 persen kendaraannya pada 2020.

Merek mewah Jerman seperti Daimler dan BMW selama ini cenderung membuat mobil yang berukuran lebih besar dari produsen Eropa lainnya. Mereka berpendapat pembatasan emisi tersebut tidak adil.

Langkah pemerintah Jerman itu juga mengundang kritik masyarakat. "Daimler dan rekan-rekannya dapat bernapas lega lagi," tulis surat pembaca harian Jerman Neue Presse dari Hanover. 

"Pelobi mobil terbesar di Jerman kini sedang duduk bersama pengendali kekuasaan".

Ahli industri dari Universitas Essen Ferdinand Dudenhoeffer mengatakan, penundaan itu justru akan merugikan investasi otomotif di bidang desain mobil listrik dan jenis hibrida yang justru lebih ramah lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement