Ahad 15 Sep 2013 06:20 WIB

Misi Ubah Sejarah Canelo

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Saul Canelo Alvarez
Foto: EPA/Ulises Ruiz Basurto
Saul Canelo Alvarez

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menghabiskan masa kanak-kanak di Guadalajara, Meksiko, bukanlah suatu pengalaman yang indah bagi Saul 'Canelo' Alvarez.

Kulit putih, rambut pirang, dan wajah kaukasus miliknya kerap menjadi sasaran cemooh teman-teman sebaya. Akibat lingkungan yang tak ramah tersebut, perkelahian menjadi makanan sehari-hari Canelo kecil.

Hingga umur belasan, ia baru sadar bahwa perlawanannya itu tak berarti apa-apa. Ia pun memilih memindahkan aktivitas kerasnya itu ke ring tinju.

Pilihan itu rupanya sukses mengubah sejarah hidup Canelo. Dia mengalahkan 11 dari 13 lawan pertamanya dengan KO sejak masuk ke panggung tinju profesional. Ekonomi keluarganya pun inkut terangkat oleh kesuksesannya.

Menjelang pertarungannya melawan Floyd Mayweather Junior pada Sabtu (14/9) malam waktu setempat atau Ahad (15/9) pagi WIB ini, Canelo kembali mendengungkan ambisi mengubah sejarah. Petinju usia 23 tahun itu bertekad mempertahankan rekor tak terkalahkannya pada 43 laga yang telah dilakoninya.

"Tujuan saya adalah untuk mengubah sejarah," kata dia seperti dilansir laman Mlive.

Mengubah sejarah yang dimaksud Canelo kali ini barangkali terkait reputasi calon lawannya. Mayweather punya catatan impresif 44-0 selama sekitar 20 tahun bergelut di ring tinju.

Canelo bertekad menjadi orang pertama yang mampu mengalahkan petinju 36 tahun itu. Canelo optimistis bisa merealisasikan ambisinya tersebut.

Ia mengaku tak peduli dengan pernyataan-pernyataan Mayweather yang kerap mengejeknya.

"Dari cara bicaranya, saya pikir dia telah meremehkan saya. Tapi di saat yang sama, saya pikir dia sedang merasa takut. Saya pikir dia sangat ketakutan," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement