Jumat 13 Sep 2013 03:47 WIB
Visa Kerja Musiman

Saudi Kurangi Visa Kerja Musiman

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Otoritas Arab Saudi mengurangi secara drastis jumlah visa kerja musiman bagi pekerja sementara dari luar negeri ke Makkah dan Madinah. Langkah ini dikhawatirkan dapat mengurangi kualaitas layanan untuk para jamaah selama berhaji.

Ketua Komite Transportasi dan Direktur Kamar Dagang dan Industri Makkah Saad Jameel Qureshi menyatakan, Pemerintah Arab Saudi memperketat aturan impor tenaga kerja asing setelah insiden tahun lalu. “Saat itu, sebuah perusahaan layanan kebersihan memberikan 2.200 visa kerja musiman kepada sebuah agen yang berbasis di Bangladesh,” ujarnya, seperti dikutip Arab News, Kamis (12/9).

Menurutnya, beberapa perusahaan menderita kerugian akibat kebijakan ini. Jumlah kerugian kolektif ditaksir mencapai 600 juta riyal Saudi. Selain itu, kebijakan ini juga dapat berpengaruh pada pasokan makanan kepada para jamaah haji. Ini karena tidak akan ada cukup pekerja untuk mengawasi produksi sekitar 26 juta paket makanan yang dibutuhkan setiap hari selama musim haji.

Departemen Tenaga Kerja Arab Saudi bersikeras perusahaan harus merekrut warga Saudi yang menganggur untuk mengisi lowongan pekerjaan musiman. Namun, menurut perusahaan, hampir mustahil merekrut warga Saudi yang bersedia bekerja berjam-jam untuk memasak, bersih-bersih, dan memberi jasa transportasi. Biasanya, sekitar 70 ribu pekerja musiman didatangkan untuk melakukan sejumlah pekerjaan tersebut.

Pada tahun-tahun sebelumnya, saat musim haji terdapat 1.000 pekerjaan bagi perempuan dan 1.500 untuk pria di bidang kesehatan, keamanan, transportasi, terjemahan, dan  domain IT untuk melayani jamaah selama musim haji. Sejumlah perusahaan Saudi dan ekspatriat juga mendirikan usaha kecil untuk menyediakan makanan, minuman, transportasi, dan hadiah bagi para jamaah.

Proyek kereta api di beberapa kota di Tanah suci juga memberikan sekitar 4.000 peluang kerja sebagai penjaga keamanan dan administrator. Ada 20 kereta, masing-masing mempunyai panjang 300 meter dengan kapasitas 3.500 jamaah per perjalanan. Kereta dapat mengangkut 500 ribu jamaah haji dari Makkah ke Mina dan dari Mina menuju Arafah.

Namun, dengan sedikitnya jumlah pekerja musiman yang dapat dipekerjakan dan minimnya minat masyarakat Saudi, akan membuat semua lapangan pekerjaan tersebut sia-sia. Layanan yang diberikan bagi para jamaah tidak maksimal.

Selain itu, hampir 23 ribu karyawan dari 206 perusahaan layanan haji harus dipecat. Kontrak kerja mereka diputus karena perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian, terutama akibat kebijakan Pemerintah Saudi yang mengurangi jumlah jamaah haji domestik tahun ini.

Salah seorang operator haji, Badr Jameel Al-Qurashi, mengatakan bahwa kementerian telah memotong jumlah jamaah haji domestik hingga 66 persen, bukan 50 persen. Hal ini menambah kerugian pengusaha hingga dua miliar riyal Saudi. “Tentu saja kami setuju kepentingan publik harus diberi prioritas daripada kepentingan pribadi. Namun, pemerintah tidak bisa menutup telinga atas penderitaan kami,” katanya.

Ahmed bin Humaid Al-Reeshi, yang perusahaannya menawarkan layanan haji murah, menyatakan, jumlah perusahaan yang menyediakan jasa haji berbiaya rendah pun menurun 80 persen tahun ini karena pemerintah tidak memberikan insentif bagi mereka. Perusahaan-perusahaan itu mengenakan biaya layanan berkisar antara 1.900 dan 3.900 riyal Saudi.

Mohammed Ahmed Badi menambahkan, sekitar 60 perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan kementerian untuk tidak menambah biaya tahun ini. Mereka menawarkan harga berkisar antara 3.000 dan 10 ribu riyal Saudi per jamaah.

Perusahaan haji juga menderita kerugian 40 juta riyal Saudi setiap tahun untuk mengatur tenda mereka yang disewakan untuk para jamaah saat berkemah. Dia mendesak kementerian mengalokasikan tenda kepada perusahaan selama tiga sampai lima tahun ke depan untuk menghindari kerugian ini. n ani nursalikah ed: fitria andayani

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement