Kamis 29 Aug 2013 15:41 WIB

Gowes Keliling Kota 'Paris Van Java'

Warga SIL-BC gowes di Kota Bandung.
Foto: SIL-BC
Warga SIL-BC gowes di Kota Bandung.

Sejak awal terbentuknya, warga Sweet Iron Lowrider Bicycle Community (SIL-BC) selalu ingin meng-gowes sepeda kami. Mulai dari tempat berkumpul di Senayan, gowes malam ke daerah Walikota Jakarta Barat, Kemang, Taman Menteng sampai Kota Tua pun kami lakukan.

Pada suatu waktu saat kami tengah berkumpul, terlontar ide dari warga SIL-BC (yang menurut kami pada saat itu suatu ide yang sangat gila) yaitu Gowes ke Bogor. Alhamdulillah, rencana tersebut telah terlaksana dan kami dapat pulang kembali ke rumah masing-masing dengan selamat.

Satu minggu setelah keberhasilan kami menaklukkan "Kota Hujan", ada seorang sobat warga SIL-BC yang tidak sempat ikut ke Bogor mencetuskan ide gilanya, "bagaimana kalau kita gowes di Kota Bandung?"

Kami hanya menanggapi ide tersebut dengan sikap dingin saja. Dalam bayangan kami, rasanya tidak mungkin mewujudkan ide tersebut.

Tapi ternyata, di pihak lain tetap ingin melaksanakan ide tersebut apapun yang terjadi. Hal ini ditunjang dengan semangat kami yang masih sangat menggebu akibat berhasil menaklukkan Kota Bogor.

Segala persiapan pun mulai dilaksanakan, termasuk mencari angkutan untuk bisa sampai di Kota Bandung sesuai dengan kondisi keuangan warga SIL-BC. Tanpa pikir panjang, kami mulai bergerak untuk mewujudkan ide tersebut dengan mencari angkutan dan mendata calon peserta tur ke Bandung ini. Tak lupa, membuat kaus khusus seragam kunjungan kami ke Kota Bandung dan warga lain yang sudah tergabung dalam SIL-BC.

Seperti biasa, penentuan warna, disain, bahan dan sablonan pencetakan kaus khusus warga yang sudah tergabung dalam SIL-BC, selalu dimusyawarahkan untuk mencapai hasil yang memuaskan semua warga komunitas. Setelah disain baju sesuai pilihan bersama berdasarkan suara terbanyak didapat hasilnya, maka kami pun makin semangat untuk melaksanakan impian kami dapat gowes di Kota Bandung.

Salah satu usaha kami adalah mencari seluruh informasi kereta ekonomi jurusan Jakarta–Bandung dan bernegosiasi dengan Kepala Stasiun Kota. Namun, hasilnya adalah nol besar karena menurut beliau PT.KAI selaku operator hanya menyediakan kereta eksekutif saja untuk jurusan Jakarta–Bandung.

Alternatif lain pun dicari, sampai akhirnya salah satu warga SIL-BC memberikan informasi adanya tempat menyewa truk yang bisa dibilang murah pada saat itu. Kami putuskan untuk menggunakan truk sebagai angkutan menuju Bandung.

Pada tanggal 25 Juli 2009 pukul 19.00 WIB, sebanyak 16 warga SIL-BC berkumpul di markas kedua SIL-BC di Jl. Petogogan 2 No. 38. Kami bersiap untuk mewujudkan mimpi kami gowes di kota "Paris van Java". Keenam belas warga SIL-BC tersebut yakni Iko, Deny Idris, Yanuar Yayan, Koko, Leo D. Chicano, Suke, Andy Bogel, Agung Elmore, Aday Rudeboy, Oomdjoko, Dyota Wiby, Yusuf, Andry Raden, Rizki, Tono, Sisworo dan Ajibon.

Pukul 20.00 WIB, kami berangkat menuju Bandung dengan naik truk. Kami tiba di daerah Buah Batu, Kota Bandung, kurang lebih pukul 24.00 WIB. Udara dingin nan sejuk menyambut menembus kulit para warga SIL-BC.

Truk yang kami gunakan sebagai sarana angkutan sepeda menuju Bandung tersebut, adalah truk yang biasanya dipakai sebagai alat angkut ternak potong seperti kambing dan sapi. Separuh badan truk diisi dengan sepeda kami yang telah dipreteli, lalu separuh lagi untuk manusianya.

Pada malam itu, kami harus merakit sepeda kami terlebih dahulu di pinggir jalan raya agar dapat di-gowes ke rumah istirahat milik kakaknya Suke. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 1 dini hari, barulah kami melanjutkan perjalanan ke tempat istirahat, sekitar 5 Km dari daerah Buah Batu. Kami sangat beruntung karena keluarga Kakak Suke telah memberikan kami penginapan gratis di rumahnya.

Jam 5 pagi, salah satu warga SIL-BC membangunkan kami yang tengah terlelap pulas agar bersiap untuk gowes menuju Balai Kota Bandung. Jaraknya lumayan jauh dari tempat istirahat kami.

Sebelum berangkat, kami ber-narsis ria terlebih dahulu di depan kamera-kamera warga SIL-BC, karena narsis merupakan salah satu "ritual" wajib kami. Setelah itu, baru kami melanjutkan perjalanan gowes menuju Balai Kota Bandung.

Rombongan SIL-BC tiba di Balai Kota Bandung sekitar pukul 08.00. Di balai kota, ternyata suasananya pun masih sepi dari aktivitas masyarakat. Di sana kami berfoto lagi dan mengisi "bahan bakar" kami dengan sarapan bubur atau lontong sayur atau makanan apapun yang tersedia.

Sekitar pukul 09.00, satu per satu pasukan dari para sahabat yang sehobi dalam komunitas sepeda lowrider di Bandung berdatangan. Ada R2 Team Cruiser Division Bandung yang dikomandani oleh Kang Aji dan BLS (Bandung Lowrider Syndicate) datang menemui kami. Mereka menyambut kami dengan sangat ramah dan hangat bak keluarga sendiri, karena beberapa dari kami aktif di Forum Indonesia Custom Bicycle sehingga sudah merasa mengenal mereka di dunia maya.

Forum Indonesia Custom Bicycle merupakan salah satu wadah online penggemar lowrider dan sepeda custom di Indonesia. Sayangnya, forum tersebut telah mati karena kami tidak membayar domain web serta banyaknya spam yang masuk.

Tidak sampai balai kota saja, tetapi kami juga diajak gowes bareng mengelilingi Kota Bandung dengan rute Balai kota – Jl. Asia Afrika – Braga – Gedung Sate – Dago – Ternate. Di sepanjang jalan tersebut, kami menjadi pusat perhatian masyarakat karena bentuk sepeda-sepeda yang kami kendarai berbeda dari yang ada di pasaran.

Kami sempat ber-narsis ria kembali di depan Gedung Merdeka. Menurut kami, tempat tersebut sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia karena gedung tersebut pernah digunakan sebagai tempat   menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.

Kami pun melanjutkan perjalanan melewati Jalan Braga. Di sana kami diperlihatkan arsitektur gedung yang eksotis peninggalan zaman Belanda, yang masih berdiri gagah dan indah dipandang mata.

Terdapat perbedaan mencolok antara pengguna jalan raya di kota ini dengan di Jakarta, Depok maupun Bogor. Di sini, para pengemudi angkotnya mau mengalah dan memberikan jalan bagi para pengemudi lowrider. Itu merupakan suatu hal yang nampaknya tak mungkin terjadi dan sulit ditemui di Kota Jakarta, Depok atau Bogor.

Perpisahan dengan warga BLS berlangsung di depan markas BLS di Jalan Ternate usai makan siang. Tempat ini juga sebagai salah satu distro terkenal di kota Bandung yang dimiliki oleh Oktaf, yang juga salah satu pendiri BLS.

Tidak sampai di situ saja acara kami. Ternyata, kami pun diajak untuk mampir ke markas R2 Team Cruiser Division Bandung di Jjalan Rambutan 2. Kami pun bergegas kesana karena memang penasaran dan ingin tahu banyak apa itu lowrider dari pakarnya langsung.

Di sana kami disambut dengan hangat oleh komandannya yaitu Kang Aji. Kami melihat berbagai penghargaan yang mereka dapat di berbagai acara kontes lowrider. SIL-BC yang masih merupakan komunitas baru di kala itu, hanya bisa terkagum-kagum oleh piala-piala tersebut dan itu menjadi mimpi kami untuk berusaha bisa menjuarai beberapa kontes. Di sana para warga SIL-BC yang notebene baru terjun ke dunia hobi sepeda lowrider mendapatkan ilmu dan informasi yang sangat bermanfaat dari Kang Aji.

Tepat pukul 17.00 kami meninggalkan Kota Bandung untuk kembali pulang ke Jakarta. Walau badan terasa penat, namun kami membawa pula wawasan yang tak ternilai soal lowrider di Indonesia.

Berkunjung ke Kota Bandung merupakan pengalaman kami yang tidak terlupakan. Kami memiliki target berikutnya untuk bisa mendatangi kota-kota besar di Indonesia. Bukan untuk foya-foya, melainkan kami ingin bersilaturahim dengan komunitas lowrider yang berada di dalam suatu kota yang kami kunjungi tersebut.

IKO/Edited: Omdjoko

 

Rubrik ini bekerja sama dengan Sweet Iron Lowrider Bicycle Community

Blog: sweetiron123.blogspot.com

Facebook: SWEET IRON LOWRIDER

Twitter: @SIL_BC

Youtube: omdjoko

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement