Jumat 23 Aug 2013 11:02 WIB

Si Kecil Tanya Soal Kehamilan, Bagaimana Menjawabnya?

Pendidikan seks pada anak. (ilustrasi)
Foto: danburrell.com
Pendidikan seks pada anak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pengasuh yang baik, saya ibu dari tiga orang anak. Anak saya yang pertama sudah kelas 5 SD. Akhir-akhir ini ia mulai menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan proses terjadinya manusia. Misalnya, mengapa sperma yang ada di dalam tubuh laki-laki bisa ada di perut ibu yang hamil. Saya benar-benar bingung menghadapi pertanyaan-pertanyaannya. Apakah pertanyaan-pertanyaan itu normal untuk usianya dan bagaimana sikap saya seharusnya? Terima kasih untuk jawaban yang diberikan.

Lia, Jakarta

 

Jawaban:

Ibu Lia yang baik, tidak sedikit ibu yang bingung menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak adalah normal. Seiring bertambahnya usia, otak anak mengalami perkembangan. Sebagai konsekuensinya orang tua harus memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak agar pengetahuan anak bertambah.

Memasuki usia prapubertas, anak-anak mulai tertarik pada hal-hal berhubungan dengan reproduksi. Salah satu di antaranya tentang kehamilan dan kelahiran. Menghadapi peranyaan seputar masalah seks, orang tua harus keluar dari budaya tabu membicarakan seks. Orang tua harus belajar melangkahi rasa enggan berbicara masalah seks dengan anak agar anak menjadikan orang tua sebagai rujukan tentang masalah seks, sehingga anak memperoleh pengetahuan yang jelas dan baik.

Jangan sampai anak mengetahuinya dari teman atau buku-buku yang tidak cocok untuk mereka. Orang tua harus memberi jawaban yang sesuai dengan usia, perkembangan mental dan perkembangan emosi anak, serta menguncinya dengan pengetahuan agama. Contohnya, sel sperma dapat bertemu di rahim ibu melalui proses hubungan suami istri yang sudah menikah.

Semua makhluk berkembang biak, tumbuhan berkembang biak, hewan berkembang biak melalui perkawinan. Manusia juga berkembang biak melalui perkawinan setelah menikah. Kata menikah harus ditekankan agar anak-anak remaja memiliki pemahaman bahwa menikah adalah hal yang wajib dilakukan sebelum seseorang dapat melakukan hubungan suami istri.

Dalam menjawab pertanyaan, orang tua perlu mengenali anak-anaknya. Ada anak yang setelah mendapat jawaban, dia berhenti bertanya. Ada anak yang terus bertanya sampai dia merasa puas. Agar dapat memberi jawaban, orang tua dituntut untuk terus menambah pengetahuannya dengan banyak membaca. Banyak buku-buku yang dapat dijadikan oleh orang tua seperti buku yang diterbitkan Republika berjudul Tahukah Bunda.

Usahakan menjalin hubungan yang harmonis dengan anak, dengan cara berkomunikasi yang baik agar anak tidak merasa enggan untuk berbicara dengan orang tua. Jika orang tua memberi rasa aman pada anak, anak akan merasa nyaman untuk bertanya. Jika Ibu merasa malu menjawab, katakan perasaan Ibu. Misalnya, ''Aduh, Mama malu menjawabnya.'' Kalau Ibu tidak tahu, katakan pada anak bahwa Ibu tidak tahu dan janjikan Ibu akan mencarinya di buku atau bertanya pada orang yang Ibu anggap mengetahuinya. Mudah-mudahan Allah memberi kemudahan pada Ibu dalam mendidik anak-anak. Amin ...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement