Sabtu 27 Jul 2013 09:05 WIB
Jalur Mudik

Lawan Arus di Jalur Mudik Pantura

  Mudik identik dengan kemacetan.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Mudik identik dengan kemacetan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan jalan di sepanjang jalur mudik segera tuntas dalam beberapa hari. Kondisi jalan hampir seluruhnya siap menyambut pemudik. Meski begitu, macet dan longsor masih menjadi ancaman terbesar. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah melakukan pelebaran jalan, pembuatan flyover, dan underpass untuk memecah macet. "Kami sudah memberikan usul jalur berlawanan arus (contraflow) di jalan pantura ke Kementerian Perhubungan (Kemenhhub) dan kepolisian," ujar Menteri PU Djoko Kirmanto, kemarin.

Jalur pantura, kata Djoko, sudah aman dilewati pemudik. Pada jalur ini, setiap harinya melintas 44 ribu kendaraan. Ketika arus mudik mengalir, dia memperkirakan jumlah kendaraan yang melintas jalur pantura meningkat enam persen. Anggaran penanganan jalur pantura tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun. Penyerapan anggarannya sudah sebesar 40 persen. Jalur pantura yang sudah dibeton sepanjang 229 kilometer.

Titik kemacetan di Sumatra berada di jalan Lingkar Barat Palembang, Sumatra Selatan, dan Jalan Soekarno-Hatta (Bandar Lampung bypass). Di dua ruas jalan itu, Kementerian PU meningkatkan kapasitas jalan dengan mengubah dua lajur menjadi empat lajur sepanjang 8,73 kilometer (km).

Kemacetan di Jawa Barat bakal terjadi di Cilegon-Pasauran, Cikampek-Jomin, dan Nagrek-Gentong. Solusinya bersifat klasik, yakni pengaturan lalu lintas. Di Jawa Tengah, potensi macet berada di Pejagan-Brebes, Semarang, dan Yogyakarta. Macet diurai dengan peningkatan kapasitas jalan dan pembangunan flyover.

Di Jawa Timur, macet terjadi di jalur Bulu-Tuban dan Jombang. Jalur Bulu-Tuban memiliki lebar jalan sempit. Sedangkan, potensi kemacetan di Bali terdapat di Simpang Dewaruci. Untuk mengurai macet, Kementerian PU membangun persimpangan tak sebidang antarruas padat.

"Jalan Nagreg dalam kondisi sudah baik dan jalan lingkar Gentong sudah dibuatkan jalur paralel yang berada di atas," kata Djoko. Kementerian PU melakukan penurunan grade tanjakan di Nagreg dengan membuat trase (sumbu jalan) baru dan pembangunan jalan layang kereta api.

Djoko menegaskan, seluruh jalur mudik dilintasi dengan baik. Pihaknya bertugas dalam penyelenggaraan prasarana jalan nasional sepanjang 38 ribu kilometer dengan anggaran tahun ini sebesar Rp 30 triliun. Dia mengatakan, pemeliharaan rutin berlangsung setiap tahun. Djoko mempersilakan lembaga hukum menelusuri adanya dugaan korupsi.

Jalur mudik belum terbebas dari bahaya longsor. Bahkan, jalur mudik di Jambi masih terdapat lokasi longsoran. Pemerintah telah melakukan pergeseran trase jalan. Potensi longsor di Jawa Tengah, seperti di kawasan Tonjong, dicegah dengan dinding penahan tanah. Di Sulawesi terdapat jalur Makale-Palopo yang masih rawan longsor. Ekskavator sudah siaga di lokasi itu.

Menteri Perhubungan Evert Erents Mangindaan melakukan peninjauan di Nagrek dan Gentong, kemarin. "Secara keseluruhan jalur tersebut (Gentong) sudah bisa dilalui saat arus mudik dan balik Lebaran," kata dia. Saat Mangindaan melakukan peninjauan, pekerja tengah melakukan pengaspalan dan pemadatan jalan sepanjang 200 meter.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan jalur Nagrek-Gentong selalu menjadi titik macet saat mudik. Karena itu, pemerintah pusat perlu memberi perhatian khusus. Untuk membantu pemerintah pusat, Heryawan sudah menginstruksikan jajarannya agar siaga selama arus mudik dan balik. n rr laeny sulistyawati/aldian wahyu ramadhan/arie lukihardianti/djoko suceno ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement