Senin 15 Jul 2013 11:04 WIB

Tak Kunjung Sembuh dari Kanker Payudara

Pita merah muda, simbol pencegahan dan perlawanan terhadap kanker payudara (ilustrasi)
Pita merah muda, simbol pencegahan dan perlawanan terhadap kanker payudara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dokter Zubairi Yth, 

Istri saya berusia 47 tahun, saat ini sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta karena sakit kanker payudara. Sebetulnya kanker tersebut sudah terdeteksi sejak tiga tahun yang lalu, sudah dioperasi dan disinar. Dua bulan yang lalu istri mengeluh penglihatan makin kabur yang disertai sakit kepala hebat serta nyeri pada perut dan pinggang kiri bawah. Setelah diperiksa CT scan otak dan foto tulang ternyata didapatkan kanker sudah menyebar ke otak dan tulang-tulang panggul dan tulang di dekat mata. Dokter kami di Semarang kemudian merujuk ke Jakarta. 

Setelah mendapat pengobatan kemoterapi dan sinar, kondisinya memang lumayan membaik. Nyeri kepala sembuh total, nyeri panggul berkurang, namun penglihatan sama sekali belum baik, bisa dikatakan menjadi buta. Saya membaca tulisan dari berbagai media dan juga di televisi, bahwa kanker payudara dapat disembuhkan dan cukup banyak contoh dikemukakan. Tapi mengapa istri saya belum ada tanda-tanda bakal sembuh? Bahkan, biopsi hatinya juga positif ada jangkitan kanker. 

Tan Kim San, Salatiga 

 

Pak Tan yang sedang prihatin, 

Walaupun sama-sama sakit kanker payudara, perjalanan penyakit pasiennya bisa berbeda-beda. Bila ditemukan dalam tahap dini, tentu perjalanan penyakit ataupun angka kesembuhannya lebih baik bila dibandingkan dengan yang stadium lanjut. Masa depan pasien kanker payudara dan seleksi jenis pengobatan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain: usia, status menopause (masih menstruasi ataukah sudah berhenti), tingkat penyakit, jenis gambaran mikroskopik tumor (histologi atau gradasi inti dari tumor), data reseptor-estrogen dan reseptor-progesteron, serta amplifikasi dari gen HER2/neu. 

Jenis pengobatan juga bermacam-macam, mulai dari pembedahan, penyinaran (radioterapi), kemoterapi, pengobatan hormonal maupun pengobatan dukungan, atau kombinasi dari berbagai jenis pengobatan tersebut. Jadi, tujuan pengobatan kanker payudara bisa berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain. Ada yang tujuan pengobatannya sembuh total. Ada pula yang tujuannya memperbaiki harapan hidup lima tahun. Selain itu, ada pula yang tujuannya untuk paliatif simptomatis, artinya membuat pasien menjadi merasa lebih nyaman, kualitas hidupnya membaik, gejala penyakit menghilang walaupun kankernya sendiri tetap ada. Dan yang terakhir adalah tujuan pengobatan untuk pasien terminal yakni menyiapkan pasien menghadap sang Pencipta. 

Untuk istri Saudara, melihat data yang disampaikan, yaitu penjalaran ke otak, liver dan tulang serta hilangnya penglihatan maka tujuan pengobatan tidak lagi menyembuhkan pasien dari kanker melainkan untuk mengecilkan jangkitan di otak, tulang, liver, serta sekitar mata. 

Dari data yang Saudara sampaikan, tujuan pengobatan untuk istri Saudara sudah tercapai, paling tidak sebagian sudah tercapai. Nyeri tulang sudah amat berkurang, sakit kepala tidak ada lagi. Hal itu merupakan parameter capaian hasil pengobatan. Memperhatikan data yang Saudara lampirkan pula, kemungkinan pulihnya penglihatan memang tidak begitu besar. Jadi tujuan pengobatan untuk istri Saudara adalah paliatif simptomatis, menghilangkan gejala dan membuat rasa lebih nyaman. Pada sebagian pasien dapat dicapai perbaikan harapan hidup lima tahun. 

Saya kira istri Saudara sudah mendapatkan dokter yang tepat. Jadi lanjutkan pengobatan, tidak perlu pindah dokter. Tentu Saudara berhak mendapatkan opini dari lain ahli (second opinion), pendapat dokter lain. Dalam hal ini Saudara dapat mendatangi RS Kanker Dharmais tim kerja kanker payudara atau ke RSCM sub bagian Hematologi-Onkologi Medik FKUI-RSCM. 

sumber : Konsultasi Kesehatan Bersama Dr Zubairi Djoerban
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement