Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Wayang Kulit Sosialisasikan Empat Pilar di Muara Enim

Senin 19 Nov 2018 10:10 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Sosialisasi empat pilar dengan metode wayang.

Sosialisasi empat pilar dengan metode wayang.

Foto: mpr
Lakon wayang tentang perebutan kekuasaan di Kerajaan Astina antara Pandawa dan Kura

REPUBLIKA.CO.ID, MUARA ENIM -- Masyarakat Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (17/11)  mendapat hiburan yang tak biasanya. Di Lapangan Air Paku digelar pertunjukan wayang kulit.

Pada malam itu pertunjukan dengan lakon ‘Sekar Mbangun Jiwo’. Lakon ini menceritakan perebutan kekuasaan di Kerajaan Astina antara Pandawa dan Kurawa. Perebutan ini bahkan melibatkan sosok-sosok besar seperti Semar dan Brahmana. Berkat nasehat dan pitutur Semar, akhirnya kelompok yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan, yakni Pandawa, kemenangan itu diraihnya.  

Pertunjukan kesenian khas Jawa itu dipertontonkan kepada masyarakat untuk menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NRKI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hadir dalam kegiatan itu anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR Muhamad Jaya, serta Kepala Kesbangpol Muara Enim Andi Wijaya dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan Kartika Sandra Desi.

Dalam sambutan, Edhy Prabowo mengakui wayang kulit bukan kesenian dari Muara Enim. Meski demikian hal itu tak menjadi masalah untuk menghibur dan menyosialisasikan Empat Pilar kepada masyarakat di sana. “Warga di sini juga banyak kok yang menyukai wayang kulit,” ujar dia.

Di Sumatra Selatan, menurut pria asli Muara Enim itu, kesenian khas Jawa tak hanya wayang kulit yang dgemari. Dikatakan Reog Ponorogo pun berkembang di sana. “Saya telah bertemu dengan banyak Paguyuban Reog Ponorogo di Sumatra Selatan," kata dia.

Muhamad Jaya dalam sambutan mengatakan sosialisasi dengan metode pertunjukan wayang kulit menunjukan MPR mencintai kebudayaan yang ada. Dikatakan kesenian dan kebudayaan yang ada tak hanya sekadar sebagai hiburan namun juga mempunyai nilai-nilai persatuan. Penggunaan wayang kulit untuk mensosialisasikan Empat Pilar sebab diakui kesenian ini yang paling dekat dengan masyarakat.

Selepas pemaparan Empat Pilar dan sebelum pertunjukan dimulai, Edhy Prabowo menyerahkan sosok lakon wayang kepada dalang Ki Purwoko Purwo Pandoyo. Dalang dari Lubuk Linggau.

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler