Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Ibas: Harus Bangga Indonesia Masih Berdiri

Selasa 30 Oct 2018 10:42 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Anggota MPR dari Fraksi Demokrat Edhy Baskoro.

Anggota MPR dari Fraksi Demokrat Edhy Baskoro.

Foto: mpr
Ibas mengajak masyarakat mengimplementasikan semangat empat pilar.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO --  Anggota MPR dari Fraksi Demokrat Edhy Baskoro mengatakan bangsa Indonesia harus bangga dengan keberagaman yang dimiliki. Indonesia negara besar yang memiliki penduduk mencapai 260 juta jiwa. Wilayahnya  terbentang dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kebesaran dan keragaman inilah yang diharapkan menjadi kebanggaan.

“Harus bangga hari ini kita masih tegak berdiri sebagai bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Ibas ini saat melakukan sosialisasi empat pilar di Pononorogo.

Menurutnya, sosialisasi empat pilar MPR sangat penting untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia mengajak semua terus menjaga kebersamaan, persatuan dalam bingkai Empat Pilar MPR.

“Agar kita tidak terpecah belah, tetap menjadi bangsa yang damai, bersatu, dan bergerak maju demi kesejahteraan dan kemakmuran bersama,” katanya.

Terkait dengan sosialisasi dengan metode seni dan budaya, Ibas mengajak penonton untuk mendengarkan dan mencerna cerita, filosofi, serta motivasi yang disampaikan lewat lakon Bimo Labuh. “Melalui metoda ini, saya mengajak mengimplementasikan Empat Pilar dalam keseharian," ucapnya.

photo
Anggota MPR dari Fraksi Demokrat Edhy Baskoro saat melakukan sosialisasi empat pilar di Ponorogo.

Sosialisasi empat pilar dilakukan di Monumen Bantarangin dengan metode wayang kulit. Menurutnya, Ponorogo merupakan kota yang istimewa di tempat ini pernah ada Kerajaan Bantarangin dengan Raja Klono Sewandono. Kerajaan ini merupakan cikal bakal Ponorogo dan kesenian reog.

"Tak heran bila monumen ini dikenal sebagai kota lama Ponorogo," ungkapnya.

Dari pentilasan inilah membuat dirinya mendukung rencana Pemda Ponorogo yang ingin pada tahun 2019 memiliki Kampung Reog dan Kampung Batik. Ini dilakukan agar Ponorogo tak hanya menjadi tujuan wisata namun juga sebagai upaya melestarikan budaya leluhur.

"Kalau ingin reog tidak mau dicuri negara lain, mari lestarikan bersama," ajak Ibas.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler